Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis yang Tembak Mati 2 Anggota Taliban Kisahkan Kemarahan Saat Orangtuanya Dibunuh

Kompas.com - 23/07/2020, 17:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Seorang gadis di Afghanistan yang menuai pujian karena menembak mati dua anggota Taliban mengisahkan kemarahan ketika orangtuanya dibunuh, tepat di depan matanya.

Remaja bernama Qamar Gul itu membunuh dua milisi ketika menyerang rumahnya di desa terpencil yang berlokasi di Provinsi Ghor, pekan lalu.

"Saya tidak takut lagi kepada mereka, dan siap memerangi mereka lagi," ujar gadis berusia 15 tahun itu dari rumah kerabat yang mendapat penjagaan pemerintah.

Baca juga: Orangtuanya Diseret dan Dibunuh, Gadis Cilik Tembak Mati 2 Anggota Taliban

Dalam foto yang beredar nampak Qamar Gul memegang senapan serbu AK-47, di mana aksinya menuai pujian sekaligus seruan agar dia bisa keluar hidup-hidup dari Afghanistan.

Dalam wawancaranya dengan AFP, Gul mengisahkan semuanya berawal ketika kelompok Taliban datang ke rumah mereka pada tengah malam.

Saat itu, dia tengah terlelap di kamar bersama adiknya yang berumur 12 tahun, ketika dia terbangun karena mendengar ada yang mendobrak pintu.

"Ibu saya berlari untuk menghentikan mereka. Namun saat itu, mereka sudah merangsek masuk dengan merusak pintu," jelas Gul.

"Mereka menyeret ayah dan ibu saya keluar dari rumah, di mana mereka dibunuh dengan cara ditembak beberapa kali," kenang Gul.

Baca juga: Bunuh 2 Anggota Taliban yang Tewaskan Orangtuanya, Gadis Ini Dianggap Pahlawan

Dilansir AFP Kamis (23/7/2020), dia mengungkapkan awalnya dia merasa takut, sebelum kemudian "kemarahan ganti menjalar ke seluruh tubuhnya".

Berbekal ajaran menggunakan senapan AK-47 dari sang ayah, dia kemudian mengambil senjata itu dan keluar untuk menyerang dua pembunuh orangtuanya.

Pada saat itu, adiknya baru saja bergabung ketika salah satu pemberontak, yang diyakini adalah pemimpinnya, berusaha membalas tembakan.

Gul menuturkan adiknya segera mengambil senapannya dan menembaki si pemimpin, yang kemudian melarikan diri dalam keadaan terluka.

Di tengah baku tembak, sejumlah milisi pro-pemerintah dan warga desa datang membantu mereka, dan membuat kelompok itu tunggang langgang.

Baca juga: Jelang Perundingan Damai dengan Afghanistan, Taliban Rombak Tim Negosiator

"Bangga"

Pada Rabu (22/7/2020), The New York Times melaporkan pembunuhan di rumah Qamar Gul juga dipicu masalah keluarga, dengan salah satu penyerang disebut adalah suami Gul.

Mengutip sejumlah sumber seperti kerabat Gul, si penyerang dilaporkan berusaha memaksa si remaja pulang, dan berselisih dengan keluarganya.

Pejabat setempat menerangkan ayah Gul yang juga seorang kepala desa sengaja diincar dan dibunuh Taliban. Sebab, dia mendukung pemerintah Afghanistan.

Kelompok tersebut disebut sering menyasar orang-orang yang dianggap memberikan informasi baik kepada otoritas maupun pasukan keamanan.

Distrik Taywara, kawasan di mana desa Gul berada, hampir setiap hari menjadi lokasi baku tembak antara militer Afghanistan dan Taliban.

Baca juga: Taliban Serang Kantor Pemerintahan, 10 Orang Tewas

"Saya bangga sudah membunuh pembunuh ayah saya," kata dia, seraya berujar dia membunuh dua milisi itu tak hanya karena menembak mati orangtuanya.

Tetapi juga dia mengerti setelah melaksanakan aksinya, para pemberontak ganti mengincar Qamar Gul bersama adiknya tersebut.

Qamar Gul mengatakan, satu-satunya yang disesalinya adalah tidak bisa mengucapkan selama tinggal kepada ayah serta ibunya.

Dia mengisahkan setelah membunuh dua pemberontak itu, dia mengecek orangtuanya. Tetapi, mereka sudah tidak bernapas. "Saya bahkan tak bisa mengucapkan hal terakhir," sesalnya.

Begitu kisahnya viral, ratusan orang di media sosial menyerukan agar Gul dan adiknya dilindungi, dengan ada yang mengusulkan mereka dikeluarkan dari Afghanistan.

Salah satunya adalah aktivis hak perempuan Fawzia Koofi di Facebook, yang menyatakan saat ini nyawa gadis itu dan adiknya terancam.

Munera Yousufzada, pejabat di kementerian pertahanan mengatakan, "aksi berani" Gul merupakan pesan dari para perempuan kepada pemberontak.

"Taliban seharusnya menyadari dan paham, perempuan pada saat ini berbeda dari waktu ketka mereka masih memerintah," jelas Yousufzada.

Lebih lanjut, juru bicara pemberontak mengakui memang ada operasi yang terjadi di desa tempat tinggal Gul. Tapi membantah anggota mereka ditembak mati olehnya.

Baca juga: Jika Rusia-Taliban Terbukti Bersekongkol, Pentagon Akan Bertindak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com