Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS akan Membuka Kembali Layanan Visa Seluruh Dunia

Kompas.com - 15/07/2020, 13:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

Sumber ABCNews

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Senin (13/7/2020), kedutaan dan konsulat AS di seluruh dunia akan segera melanjutkan layanan visa.

Penangguhan visa AS di seluruh dunia, kecuali untuk kasus darurat, telah menjadi salah satu dari beberapa cara pemerintahan Trump untuk membatasi imigrasi dan melakukan pengendalian datangnya pelancong di tengah pandemi virus corona.

Kemudian, langkah terbaru Trump terkait pembatasan visa yang disampaikan saat kampanye dan menuai kontroversi, adalah penangguhan visa pelajar internasional di AS.

Baca juga: Lonjakan Kasus Infeksi Virus Corona di Australia dan Asia

Padahal, saat kebijakan tersebut disampaikan, sejumlah universitas sudah beralih ke pendidikan layanan online.

Oleh karena itu, keputusan itu ditentang di pengadilan oleh puluhan negara dan 200 universitas.

"Dimulainya kembali layanan visa rutin akan dilakukan dari posko ke posko, berkoordinasi dengan departemen ketenagakerjaan untuk mengembalikan tenaga kerja kami dengan aman," kata juru bicara Departemen Luar Negeri kepada ABC News, pada Senin (13/7/2020).

Baca juga: Menolak Pakai Masker, Mantan Tentara Ini Tewas karena Virus Corona

Namun saat ditanya mengenai perinciannya untuk masing-masing negara, dia berkata, "Tidak dapat memberikan tanggal spesifik tentang penerapan pembukaan kembali pelayanan visa."

Sejauh ini informasi yang didapat ABC News, belum ada kedutaan atau konsulat yang mengumumkan rencana untuk melanjutkan layanan visa.

Sementara, saat ini masih banyak pos pelayanan visa yang kekurangan staf, sehingga masih mencari cara untuk memulai kembali pelayanan dengan mengatur jarak aman untuk social distancing.

Baca juga: Warga di Lokasi-lokasi Ini Tak Terjamah Info Virus Corona, Berikut Daftarnya

Sejak 20 Maret, AS menangguhkan layanan visa rutin di sebagian besar negara di seluruh dunia karena pendemi virus corona, kecuali untuk urusan darurat dan kematian.

Presiden Donald Trump juga membatasi penerima visa melalui serangkaian perintah eksekutif, menangguhkan visa H-1B, visa H-2B, visa L, dan visa J tertentu hingga 31 Desember.

Visa H-1B adalah untuk karyawan yang sangat terampil dalam bidang-bidang, seperti teknik atau teknologi informasi.

Baca juga: Pakar Virologi Ini Tuding China Sengaja Menutupi Wabah Virus Corona

Visa H-2B diperuntukkan bagi pekerja musiman seperti manufaktur atau makanan olahan.

Larangan visa J memengaruhi pertukaran konselor dan guru. Sementara, visa L adalah yang ditransfer oleh perusahaan asal mereka ke AS.

Bahkan ketika layanan visa dilanjutkan, perjalanan dari puluhan negara ke AS masih dilarang, di bawah pernyataan kepresidenan Trump.

Yakni untuk setiap orang asing yang telah melakukan perjalanan dalam 2 minggu sebelumnya melewati China, Iran, Inggris, Irlandia, Brasil, Area Schengen Eropa, 26-negara blok yang di antaranya Perancis, Jerman, Italia, dan Spanyol.

Baca juga: Warga Bandel Sepelekan Virus Corona, Melbourne Lockdown Lagi

Menurut Columbia Daily Tribune, pembatasan visa disertai penutupan daerah perbatasan memiliki konsekuensi cukup besar bagi keluarga yang terpisah, seperti Arnie Fagan dari Amerika yang pasangannya Vilayvanh Soulinthong dan putrinya Jasmine berada di Thailand.

Akhirnya, mereka dipersatukan kembali setelah Soulinthong bisa mendapatkan visa janji temu darurat dan melakukan perjalanan ke Missouri.

Baca juga: Pria AS Bereaksi Positif Usai Disuntik Vaksin Corona, Ini yang Dirasakannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com