Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nakes Seluruh Dunia Dihantui Minimnya APD dan Kurangnya Insentif

Kompas.com - 13/07/2020, 16:04 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang mematikan, para tenaga medis (nakes) di seluruh dunia juga menghadapi permasalahan yang pelik.

Amnesty International melaporkan nakes yang gugur karena pandemi ini tercatat lebih dari 3.000 orang.

Para nakes yang meninggal tersebut mayoritas berasal dari Amerika Serikat (AS), Brasil, Rusia, Inggris, Meksiko, dan Italia.

Direktur Utama Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan mayoritas para nakes bekerja dengan alat perlindungan diri (APD) yang tidak memadai.

Di antara mereka bahkan ada yang memakai jas hujan sebagai pengganti APD karena sangat minimnya APD. Itu tentu sangat berisiko terhadap kesehatan nakes itu sendiri.

Baca juga: 2 Tenaga Medis Positif Corona Kontak dengan 25 Nakes Lain, Satu Puskesmas di Gianyar Bali Ditutup

"Bahkan di sejumlah negara, ada nakes yang membeli sendiri APD mereka," ujar Hamid dalam konferensi pers daring bertajuk Silenced, Exposed, Attacked: Governments have failed to protect health and essential workers facing COVID-19, Senin (13/7/2020).

Usman menambahkan jumlah nakes yang dilaporkan mengalami gangguan kesehatan mental juga meningkat. Depresi dan insomnia membayangi para nakes akibat penumpukan beban kerja dan ketakutan akan terinfeksi virus corona itu sendiri.

Hal itu disebabkan karena mereka bekerja dengan penuh tekanan dan mengalami penumpukan beban kerja.

"Di Sudan, lab pengujinya hanya satu. Para stafnya harus bekerja selama 16 jam untuk melakukan pengujian terhadap 5.000 sampel," sambung Usman.

Selain menghadapi permasalahan-permasalahan di atas, insentif dan tunjangan terhadap nakes rupanya juga tidak berjalan mulus. Para nakes di berbagai negara bahkan tidak dibayar secara layak.

Baca juga: Sebanyak 85 Persen Rumah Sakit di Jateng Ajukan Insentif Nakes Corona

Mereka tidak mendapatkan paket tunjangan dan tanggungan kesehatan atas diri mereka dan keluarga mereka.

"Di Sudan Selatan, beberapa nakes tidak dibayar sejak awal pandemi, Di Guatemala, ada 46 nakes yang belum dibayar dalam jangka waktu cukup lama, 2,5 bulan," lanjut Hamid.

Oleh sebab itu, Amnesty International menyerukan kepada negara agar memastikan nakesnya mendapatkan APD yang memadai.

Hal itu untuk melindungi para nakes selama pandemi Covid-19 ini.

Sementara itu, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah, mengatakan nakes, terutama perawat, memang sangat rentan dan berisiko terinfeksi virus corona karena berhubungan langsung dengan pasien.

Baca juga: Skor Fasilitas Kesehatan di Jakarta Merosot akibat Nakes Terdampak Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com