NEW DELHI, KOMPAS.com - Sebelum tewas ditembak polisi India, gangster Vikas Dubey, telah lama menjadi buronan polisi.
Dia juga didakwa atas pembunuhan hampir 60 orang. Polisi bahkan menawarkan hadiah 50.000 rupee India atau Rp 9,5 juta atas informasi yang mengarah pada penangkapan Dubey.
Ketika dituduh bertanggung jawab atas kematian 8 polisi saat insiden baku tembak di Uttar Pradesh, ibunda Dubey angkat bicara.
Atas pembunuhan 8 polisi tersebut, Sarla Dubey sangat marah terhadap anaknya dan mengatakan perbuatan itu merupakan tindakan yang brutal.
"Dia harus ditembak mati, di mana pun dia berada," ujar Sarla Dubey sebagaimana dilansir dari The New Indian Express, sabtu (4/7/2020).
Baca juga: Vikas Dubey, Gangster India yang Terlibat Pembunuhan Mantan Menteri
"Orang-orang datang dan memberi tahu saya tentang kejadian itu. Saya juga melihatnya di TV. Seseorang yang telah memberikan begitu banyak kesusahan kepada orang lain harus membayar dosanya," sambung Sarla Dubey.
Suami Sarla Dubey, Ramkumar Dubey, menyerahkan sepenuhnya kasus Vikas Dubey kepada pihak kepolisian.
"Pemerintah akan bertindak sesuai norma, apa yang bisa saya lakukan? Pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang dirasa tepat," kata Ramkumar Dubey.
Ramkumar menambahkan dia tidak mempunyai informasi mengenai insiden baku tembak yang menewaskan 8 polisi India tersebut.
"Ketika saya tidak dapat berbicara untuk diri saya sendiri, lalu bagaimana saya bisa berbicara untuk orang lain," ujar Ramkumar Dubey.
Baca juga: Sempat Tertangkap, Gangster Pembunuh 8 Polisi di India Ditembak Mati
Ketika ditanya apakah dia telah meminta putranya untuk menghentikan tindakan kriminal, Ramkumar hanya menjawab Dubey tidak pernah datang lagi ke rumah orang tuanya.
Sebelum ditembak mati oleh polisi, ubey ditangkap di Madya Pradesh pada Jumat (10/7/2020).
Ketika Dubey akan dibawa polisi ke Uttar Pradesh, mobil yang dia tumpangi terbalik.
Polisi lantas menembaknya karena dia mencuri senjata polisi dan berusaha melarikan diri sebagaimana dilansir dari BBC, Jumat (10/7/2020).
Inspektur Jenderal Polisi, Mohit Agarwal, mengatakan polisi menembak Dubey karena menolak untuk menyerah dan menembaki petugas.
Baca juga: Razia Warung Kopi, Cara Satpol PP Surabaya Cegah Aksi Gangster Remaja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.