Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Pes Dikonfirmasi Terjadi di Inner Mongolia

Kompas.com - 09/07/2020, 18:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - China mengonfirmasi pada Selasa (7/7/2020) bahwa kasus yang terjadi di Inner Mongolia pada Minggu (5/7/2020) adalah wabah pes (bubonic plague).

Melansir CNN pada Selasa (7/7/2020), menyebutkan kasus wabah pes pertama kali ditemukan di kota Bayannur, yang terletak di barat laut Beijing.

Ada seorang penggembala di utara Inner Mongolia dan kakak-beradik di Provinsi Khovd, berdekatan dengan Mongolia, yang jatuh sakit dan dicurigai terserang wabah pes (bubonic plague).

Pada Sabtu (4/7/2020), rumah sakit yang menangani pasien itu memberitahu pemerintah kota tentang kecurigaan mereka terhadap kemunculan wabah pes.

Baca juga: Kasus Baru Wabah Pes Muncul di Mongolia, China Langsung Siaga 3

Kemudian pada Selasa (7/7/2020), kasus ini dikonfirmasi secara resmi sebagai wabah pes oleh dokter.

Xinhua mengabarkan, pasien saat ini diisolasi dan dirawat di rumah sakit serta dalam kondisi stabil.

Wabah pes disebabkan oleh bakteri dan ditularkan melalui gigitan kutu dan hewan yang terinfeksi.

Wabah itu telah menyebabkan pandemi paling mematikan di Abad Pertengahan, yang disebut "Black Death".

Pada saat itu, wabah pes menewaskan sekitar 50 juta orang di Eropa. Antibiotik modern dapat mencegah komplikasi dan kematian jika diberikan dengan takaran yang tepat.

Baca juga: Wabah Pes di China, Warga Mongolia Dilarang Makan Marmut Mentah

Wabah pes ini memiliki gejala pembengkakan kelenjar getah bening, demam, kedinginan, dan batuk.

Pemerintah China bertindak cepat pada Minggu (5/7/2020) dengan mengeluarkan peringatan siaga 3 di seluruh kota untuk pencegahan wabah dan peringatan itu akan berlangsung sampai akhir tahun.

Otoritas Inner Mongolia juga telah melarang masyarakatnya berburu dan mengonsumsi tikus besar. Selain itu, pihak otoritas juga meminta untuk melaporkan setiap kasus yang dicurigai, termasuk setiap marmut yang sakit atau mati.

Melansir Sky News pada Selasa (7/7/2020), China telah berusaha memberantas sebagian besar wabah pes, tetapi beberapa kasus masih muncul, terutama di kalangan pemburu yang bersentuhan dengan kutu yang membawa bakteri.

Baca juga: Kasus Pes Muncul di Mongolia, WHO: Tidak Berisiko Tinggi

Menurut catatan, wabah pes besar terakhir terjadi pada 2009, ketika beberapa orang meninggal di kota Ziketan di provinsi Qinghai di Dataran Tinggi Tibet.

Kekhawatiran atas wabah pes di perbatasan China telah muncul selama pandemi Covid-19, yang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan di China, pada akhir tahun lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com