Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Pes Dikonfirmasi Terjadi di Inner Mongolia

Kompas.com - 09/07/2020, 18:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

Ada pun China belum melaporkan angka kematian akibat wabah pes di sana.

Sementara itu, Rusia mengirimkan petugas patroli untuk menghentikan orang-orang berburu marmut di dekat perbatasan China dan Mongolia, setelah China mengabarkan ada penduduk di perbatasan yang terkena pes yang dikhawatirkan dapat mewabah di Rusia.

Baca juga: Korban Meninggal Covid-19 Lebih dari 500.000, WHO: Wabah Belum Berakhir

Dilaporkan dari Sky News pada Selasa (7/7/2020), pihak berwenang di wilayah Altai, Rusia, yang berbatasan dengan Kazakhstan, China dan Mongolia, telah memberikan peringatan kepada penduduk daerah setempat terkait kemunculan virus pes dan marmut sebagai media penyebarannya.

Pes ini memiliki tingkat kematian sampai 90 persen, jika orang yang terinfeksi tidak segera ditangani dengan diberikan beberapa jenis antibiotik.

Sementara itu, Juru bicara Badan Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan wabah pes di China.

Baca juga: Beijing Nyatakan Wabah Virus Corona Sudah Diatasi

"Kami memantau wabah di China, kami mengawasi dengan saksama dan bekerja sama dengan pemerintah China dan pemerintah Mongolia," ujar Harris.

Namun menurutnya, "Saat ini kami tidak menganggapnya berisiko tinggi, tetapi kami mengawasinya dengan cermat."

Kasus wabah pes sering terjadi di China, meski pun semakin langka. Ia berkata, "Wabah pes sudah dikelola dengan baik."

Baca juga: WHO: Hati-hati, Wabah Covid-19 Kembali Meningkat Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com