Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Longgarkan Lockdown, India Jadi Negara Terdampak Covid-19 Ketiga Dunia

Kompas.com - 06/07/2020, 19:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - India mencatat lebih dari 24.000 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Total jumlah kasus positif virus corona di India menjadi ketiga yang terbanyak di dunia.

Total kini ada 697.413 kasus Covid-19 di India dengan jumlah kematian 19.693 orang.

Peningkatan jumlah ini disumbang oleh kenaikan kasus dari beberapa negara bagian di wilayah selatan, termasuk Telangana, Tamil Nadu dan Karnataka.

Baca juga: Para Tabib Ini Lindungi Desa India dari Virus Corona

India membuka kembali pusat perbelanjaan, tempat ibadah dan perkantoran pada bulan lalu.

Selama tiga hari terakhir, kasus Covid-19 India telah melaju dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, menambahkan lebih dari 20.000 kasus terkonfirmasi positif per hari.

Meskipun India memiliki jumlah kasus tertinggi ketiga, total kematian di negara itu berada di urutan nomor delapan di dunia, demikian menurut statistik Universitas Johns Hopkins.

Sebelumnya, sejumlah negara bagian di wilayah India selatan dilaporkan berhasil mencegah penyebaran infeksi corona.

Tetapi ini terlihat berubah karena infeksi yang dilaporkan di selatan - Karnataka, Telangana, Andhra Pradesh dan Tamil Nadu - tumbuh lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan nasional, demikian laporan surat kabar The Indian Express.

India melakukan lockdown atau karantina wilayah ketat pada Maret lalu untuk mengekang penyebaran virus corona, yang semula jumlahnya hanya ratusan kasus.

Baca juga: Misteri Dana Covid-19 PM India Senilai Rp 100 Triliun, Apakah Penipuan Terang-terangan?

Karantina mulai dilonggarkan secara bertahap pada Juni demi untuk mendorong kegiatan ekonomi, bahkan ketika kasus terus meningkat.

Tetapi para ahli merujuk pada tingkat kematian yang rendah di India - 2,4 persen dibandingkan dengan rata-rata global sebesar 4,7 persen - sebagai potensi yang baik untuk melonggarkan kebijakan lockdown.

Lagipula, tingkat pemulihan yang sakit - sekitar 60% dari semua kasus yang dikonfirmasi - adalah tanda lain yang dianggap menggembirakan.

Infeksi aktif India - 36 persen dari total kasus - disorot secara signifikan karena kasus-kasus ini yang berdampak langsung pada sistem perawatan kesehatan negara yang rapuh, dan telah mendominasi berita utama.

Baca juga: Video Jenazah Korban Covid-19 Dibuang ke Lubang, Pejabat di India Minta Maaf

Seorang tenaga medis mengambil sampel dari seorang perempuan di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat untuk melakukan tes penyakit virus korona (COVID-19) di tengah penyebaran penyakit tersebut di New Delhi, India, Senin (22/6/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI Seorang tenaga medis mengambil sampel dari seorang perempuan di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat untuk melakukan tes penyakit virus korona (COVID-19) di tengah penyebaran penyakit tersebut di New Delhi, India, Senin (22/6/2020).

Banyak laporan tentang pasien yang ditolak di berbagai rumah sakit, dan bahkan telah menyebabkan kematian dalam beberapa kasus, di kota-kota seperti Delhi, Mumbai dan Bangalore, yang memicu kemarahan warga.

Sebagian dari peningkatan jumlah ini merupakan cerminan dari peningkatan pengujian di seluruh negeri, yang memang digenjot dalam beberapa pekan terakhir.

Jumlah tes harian yang dilakukan telah meningkat menjadi sekitar 250.000 tes, demikian laporan media lokal.

Baca juga: Usai Sembuh dari Covid-19, Indera Penciuman Pasien Bisa Tak Berfungsi

Berbagai negara bagian dan kota telah meningkatkan fasilitas pengujian dan ibu kota Delhi, misalnya, sudah sangat berfokus pada pengujian antigen baru-baru ini.

Tetapi angka-angka terbaru ini juga merupakan akibat pemberlakuan kebijakan normalisasi, sehingga angkanya meningkat kembali, setelah karantina wilayah dicabut.

Kondisi ini sebagian merupakan cerminan dari meningkatnya aktivitas di luar ruangan, dengan pembukaan kembali restoran dan kembalinya karyawan ke kantor.

Meningkatnya angka juga bisa menjadi indikasi bahwa India kemungkinan dengan cepat mendekati puncaknya, sejalan dengan perkiraan banyak ahli sebelumnya bahwa Covid-19 akan menyerang ketika musim hujan mulai antara Juli dan Agustus.

Baca juga: Trump Sesumbar Vaksin Covid-19 Siap Akhir Tahun, Ini Kata Pakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com