Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Jadinya jika Manusia WFH Selama 25 Tahun?

Kompas.com - 06/07/2020, 17:27 WIB
Danur Lambang Pristiandaru,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Setelah pemerintah menetapkan kebijakan work from home (WFH) sejak Maret, kini banyak orang yang mulai terbiasa dengan sistem kerja tersebut.

Kebijakan tersebut dibuat untuk memutus rantai penyebaran virus corona yang masif.

Sebuah situs web pencari kerja, DirectApply, memberikan tips sehat selama WFH untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental, di tengah masa depan yang tidak pasti ini.

Untuk meningkatkan kesehatan selama masa pandemi, para pekerja sebaiknya tetap memelihara hubungan sosial dengan rekan kerja dan rutin berolahraga.

Baca juga: Perusahaan Asal Jepang Ini Bakal Terapkan WFH Secara Permanen

Para pekerja juga harus pintar-pintar memilah waktu, mana waktu untuk bekerja, dan mana waktu untuk menyeimbangkan kesehatan mental dan fisik

Selain itu, dilansir dari Fox News, Sabtu (3/7/2020), waktu luang sebaiknya digunakan dengan bijak untuk mendukung kesehatan emosional.

Namun, jika tips-tips tersebut tidak diindahkan, WFH berdampak buruk bagi tubuh jika dilakukan selama berpuluh tahun.

DirectApply membuat sebuah model bernama Susan, untuk mengetahui seperti apa jika manusia WFH selama 25 tahun jika tidak memperhatikan kesehatan fisik dan mentalnya.

Seorang juru bicara DirectApply mengatakan, karantina telah memaksa orang-orang di seluruh dunia bekerja secara jarak jauh sebagaimana dilansir Mirror, Senin (6/7/2020).

Baca juga: 3 Tanda Work from Home Cocok untuk Kamu

Meski bekerja dari rumah membuat lebih banyak waktu luang, akan ada dampak fisik dan pikiran pada masa depan.

Dampak tersebut menjalar ke semua hal mulai dari berkurangnya interaksi sosial dan kurangnya berolahraga, hingga bahu membungkuk dan ketegangan mata. 

Susan menguraikan banyak implikasi fisik karena menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer.

Permodelan melalui Susan diperlihatkan memiliki mata yang kering dan merah karena menatap layar komputer sepanjang hari.

Sedangkan kebiasaan yang duduk yang salah berlama-lama membuat punggungnya membungkuk dan menyebabkan permasalahan pada leher dan bahunya.

Baca juga: Produktif Sekaligus Bergembira Selama “Work From Home”...

Karena terlalu lama di rumah, Susan kekurangan vitamin D yang menyebabkan kerontokan rambut, kulit kusam dan pucat, dan meningkatnya kerutan.

Terjebak terlalu lama di dalam rumah membuat Susan kerap mengudap makanan. Hal itu membuat penumpukan lemak di mana-mana.

Dan sebagai pamungkasnya, bekerja terlalu keras dan minim kontak dengan manusia, dapat memicu stres yang berbahaya bagi efek fisik dan psikologis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com