KUMAMOTO, KOMPAS.com - Banjir besar dan tanah longsor yang menimpa Jepang sejak Sabtu (6/7/2020), telah menewaskan setidaknya 18 orang.
Dari 18 orang tersebut, 2 orang sudah dipastikan terenggut nyawanya sedangkan 16 lainnya dikhawatirkan tewas.
Keterangan tersebut disampaikan oleh media setempat pada Minggu (5/7/2020), sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Sementara itu Associated Press (AP) memberitakan, sekitar 20 orang dipastikan tewas atau masih dalam perkiraan tewas sampai hari ini.
Baca juga: Banjir sampai Lantai 2, 14 Orang di Panti Jompo Jepang Diperkirakan Tewas
Kedua korban tewas adalah lansia pria dan wanita berusia 80-an tahun di Kumamoto.
Mereka tewas akibat tanah longsor, demikian yang dilaporkan tv pemerintah Jepang NHK, tapi tidak memberi keterangan lebih rinci.
Sementara itu 16 lainnya masih dalam keadaan "henti jantung", kata NHK. Istilah itu sering digunakan di Jepang sebelum dokter menyatakan kematian secara resmi.
Baca juga: Diguyur Hujan Deras Pagi Hari, Banjir Bandang Rendam Singapura
NHK melanjutkan, 6 orang lainnya masih hilang.
Sampai sekarang operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan di rumah-rumah warga yang terdampak banjir.
Baca juga: Jamu Obat Covid-19 Madagaskar Banjir Pesanan meski Belum Terbukti Manjur
Meski hujan telah reda di Kumamoto pada Minggu pagi, jembatan yang ambruk membuat akses jalan terputus dan membuat masyarakat di sana terisolasi.
Banjir juga merusak rumah-rumah serta kendaraan hanyut terbawa arus, dan lumpur ikut merendam Kumamoto.
AFP juga mewartakan, tanda besar "SOS" dibuat di sebuah sekolah kota Yatsushiro, lokasi di mana 10 orang melambaikan handuk putih meminta diselamatkan oleh helikopter.
Baca juga: Jepang Batal Pasang Sistem Anti-Rudal Aegis Ashore, Ini 2 Sebabnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.