Dari 18 orang tersebut, 2 orang sudah dipastikan terenggut nyawanya sedangkan 16 lainnya dikhawatirkan tewas.
Keterangan tersebut disampaikan oleh media setempat pada Minggu (5/7/2020), sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Sementara itu Associated Press (AP) memberitakan, sekitar 20 orang dipastikan tewas atau masih dalam perkiraan tewas sampai hari ini.
Kedua korban tewas adalah lansia pria dan wanita berusia 80-an tahun di Kumamoto.
Mereka tewas akibat tanah longsor, demikian yang dilaporkan tv pemerintah Jepang NHK, tapi tidak memberi keterangan lebih rinci.
Sementara itu 16 lainnya masih dalam keadaan "henti jantung", kata NHK. Istilah itu sering digunakan di Jepang sebelum dokter menyatakan kematian secara resmi.
NHK melanjutkan, 6 orang lainnya masih hilang.
Sampai sekarang operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan di rumah-rumah warga yang terdampak banjir.
Meski hujan telah reda di Kumamoto pada Minggu pagi, jembatan yang ambruk membuat akses jalan terputus dan membuat masyarakat di sana terisolasi.
Banjir juga merusak rumah-rumah serta kendaraan hanyut terbawa arus, dan lumpur ikut merendam Kumamoto.
AFP juga mewartakan, tanda besar "SOS" dibuat di sebuah sekolah kota Yatsushiro, lokasi di mana 10 orang melambaikan handuk putih meminta diselamatkan oleh helikopter.
https://www.kompas.com/global/read/2020/07/05/132445170/tanah-longsor-dan-banjir-besar-terjang-jepang-tewaskan-sekitar-18-orang