Berdasar keterangan otoritas setempat, ada sekitar 1,500 orang berpaspor Inggris yang datang untuk bertempur atau bergabung bersama ISIS.
Alan Duncan, mantan tentara Angkatan Darat Inggris yang memerangi ISIS, menyalahkan Turki karena membiarkan ribuan warga Barat menyeberang saat perang sipil Suriah.
Baca juga: Shamima Begum, Anggota ISIS asal Inggris, Minta Kewarganegaraannya Dipulihkan
Dia menjelaskan seharusnya Ankara adalah sekutu di Nato, dan mereka membiarkan ribuan orang menyeberang tanpa melalui pemeriksaan," kecamnya.
Duncan menuturkan dia berbicara dengan salah satu pengantin di al-Hol, yang mengklaim dinas keamanan Inggris, MI5, datang ke London dan memperingatkan dia sudah teradikalisasi.
Meski begitu, dinas keamanan tidak menghubungi orangtua si gadis yang tak disebutkan identitasnya, sehingga dia bisa bebas melenggang ke Suriah.
Baca juga: Dokumen ISIS dan Surat Wasit di Tangan Pelaku Teror Polsek Daha Selatan
Ucapan Duncan tersebut selaras dengan pengakuan Samia Hussein, yang menuturkan MI5 sempat memperingatkan mereka mengawasi gadis-gadis itu.
"Tapi, mereka tidak menyita paspor mereka. Karena itu, mereka diizinkan untuk berangkat ke Turki dan menyeberang," papar perempuan yang ditangkap di Baghouz pada Maret 2019 itu.
Lebih lanjut, Samia menerangkan dia tahu sudah memberikan aib kepada keluarganya, yang tak terlalu religius dan tidak mengira dia jadi radikal.
Karena itu, dia berharap bisa diizinkan pulang ke Inggris, dan bisa diadili atas kejahatannya di pengadilan Negeri "Ratu Elizabeth" itu.
"Saya masih hidup, setengah dari diri saya selamat bagaimana pun. Kami dicuci otak secara daring. Saya tak tahu jika datang ke Suriah adalah kejahatan," akunya.
Baca juga: Trump Umumkan Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Sudah Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.