BANGKOK, KOMPAS.com - Sebuah rekaman beredar dan menunjukkan monyet-monyet mengamuk di jalanan dan pertokoan di Kota Lopburi, Thailand.
Monyet-monyet tersebut juga "menduduki" bekas gedung bioskop sebagai "markas" mereka.
Selain menjadikan markas, para monyet jenis makaka itu juga menjadikan bekas gedung bioskop sebagai kuburan bagi rekan-rekan mereka yang mati.
Monyet yang mati dikubur di ruang proyeksi, pada bagian belakang bioskop. Mereka menjaga kuburan itu selayaknya tempat keramat.
Jika ada seorang manusia yang berani memasukinya, para monyet itu akan langsung menyerangnya.
Para warga berusaha menenangkan mereka dengan memberikan junk food . Namun makanan itu justru membuat monyet-monyet itu semakin gila sex dan berkembang biak lebih cepat.
Sebelum pandemi Covid-19, monyet-monyet tersebut rupanya telah ada di kota kawasan tengah Thailand dan berbaur dengan sekitar 750.000 warga kota. Populasi primata tersebut diperkiran berjumlah sekitar 6.000 ekor.
Baca juga: Harga Mahal, Lab China Kekurangan Monyet untuk Uji Coba Vaksin Corona
Karena keunikan itu, banyak wisatawan yang berkunjung ke Kota Lopburi dan memberi mereka makanan. Kedatangan para wisatawan itu membuat perekonomian warga berputar.
Oleh karena itulah para warga Kota Lopburi membiarkan para monyet itu tetap tinggal bersama mereka karena memberikan dampak ekonomi yang cukup besar.
Namun setelah Covid-19 mewabah dan skema lockdown diterapkan, kunjungan para turis berhenti total. Hal itu membuat para monyet kehabisan makanan dan membuat mereka menjadi beringas.
Monyet-monyet yang lebih beringas juga "menduduki" jalanan di sekitar kuil Prang Sam Yod. Mereka juga berpatroli di atas tembok dan tanpa takut merobek segel karet pintu mobil jika di dalamnya ada makanan.
Seorang warga, Kuljira Taechawattanawanna, merasa seperti tahanan di kotanya sendiri. "Kita tinggal di balik jeruji sedangkan para monyet tinggal di luar," ujarnya seperti dilansir dari Daily Mail, (25/6/2020).
"Kotoran mereka ada di mana-mana dan baunya semakin tidak tertahankan ketika hujan," sambungnya.
Baca juga: Rekaman CCTV Perlihatkan Mesin ATM di India Dibobol Monyet
Pemerintah setempat berusaha mengendalikan para monyet dengan mengampanyekan sterilisasi. Hal itu dilakukan untuk mengendalikan populasi dan perilaku mereka yang menjadi buas saat pandemi.
Jumlah mereka yang terus bertambah yang diperkirakan hingga dua kali lipat dalam tiga tahun telah membuat mereka sulit dikendalikan.
Kampanye tersebut kembali dijalankan setelah terdunda sekitar tiga tahun. Para petugas departemen satwa liar memancing para monyet dengan buah-buahan dan membawa mereka ke sebuah klinik.
Para monyet itu lalu dibius, disterilkan, dan diberi tato sebagai tanda. Sekitar 500 ekor monyet ditargetkan dapat disterilisasi pekan ini.
Tetapi kampanye tersebut mungkin tidak cukup untuk mengendalikan pertumbuhan populasi para monyet.
Pada rencana jangka panjang, departemen satwa liar berencana membuat suaka baru di kota lain. Namun hal itu mungkin akan ditolak warga yang tinggal di kota yang direncanakan menjadi tempat suaka monyet.
Baca juga: Ikut Kembangkan Vaksin Virus Corona, Thailand Uji Coba ke Monyet
"Kami perlu menyurvei warga terlebih dahulu. Ini [tempat suaka baru] seperti membuang sampah di depan rumah mereka dan bertanya apakah mereka senang atau tidak," ujar Narongporn Daudduem dari departemen satwa liar.
Mengomentari rencana tersebut, seorang pemilik toko di Kota Lopburi, Taweesak Srisaguan, mengatakan meskipun setiap hari bertemu dengan para monyet itu, ia akan rindu bila monyet-monyet itu dipindahkan.
"Saya terbiasa melihat mereka [para monyet] berjalan-jalan dan bermain di sekitar jalan. Jika mereka pergi, maka saya pasti kesepian," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.