Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Kesehatan Publik AS: Covid-19 Membuat Negara Ini Bertekuk Lutut

Kompas.com - 24/06/2020, 16:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ketua kesehatan publik AS kepada Kongres menyatakan, virus corona yang tengah melanda sudah "membuat negara ini bertekuk lutut".

Dr Robert Redfield, Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) berujar, sektor kesehatan harus segera didanai agar kemampuannya meningkat.

Saat ini, AS merupakan negara yang paling terdampak virus corona, di mana sekitar 2,4 juta orang tertular, dengan 123.000 korban meninggal.

Baca juga: Muncul Klaster Baru Corona, China Tutup Pabrik Pepsi dan Stop Impor Ayam dari AS

"Kami melakukan yang terbaik untuk menahan virus ini. Namun realitasnya, penyakit ini sudah membuat negara bertekuk lutut," jelas Redfield.

Kepada komite energi dan perdagangan DPR AS, Redfield meminta agar dana hingga 7 triliun dollar AS (Rp 98,9 kuadrilion) disuntikkan ke kesehatan.

Dilansir AP via The Guardian Selasa (23/6/2020), Redfield menerangkan mereka sudah mengerahkan semua kemampuan untuk membendung Covid-19.

Pemerintahan Presiden Donald Trump mendapat kritik keras setelah dianggap lamban menangani wabah yang pertama terdeteksi di Wuhan, China, itu.

Apalagi, sang presiden beberapa kali merendahkan risiko Covid-19, di mana dia juga menentang lockdown yang diberlakukan oleh negara bagian.

Dalam sidang dengar pendapat, Redfield menjelaskan semua level kesehatan publik di federal hingga lokal mengalami kekurangan dana.

Kekurangan itu berdampak pada analisa data, ketahanan laboratorium, tenaga medis, kemampuan penanganan darurat, hingga "kepentingan kesehatan AS di seluruh dunia".

Baca juga: Ribuan Pelaut Terinfeksi Covid-19, Kapten Kapal Induk AS Didepak Permanen

Sebelumnya, Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular AS, menegaskan bahwa negaranya harus menambah tes virus corona, bukan menguranginya.

Pernyataannya terjadi beberapa jam setelah Trump berujar, dia serius ketika mengatakan ingin mengurangi tes di seluruh negara.

Dalam kampanyenya di Tulsa, Oklahoma, presiden 74 tahun tersebut menyatakan peningkatan tes membuat kasus baru terus bermunculan.

Gedung Putih sempat merilis pernyataan bahwa sang presiden hanya bercanda. Namun kepada awak media, Trump mengaku ucapannya serius.

"Saya tahu pasti sepanjang pemahaman saya, kami tidak diminta mengurangi tes. itu fakta. Faktanya, kami akan menambah," jelas Fauci.

Anggota gugus tugas wabah Gedung Putih itu menjelaskan, status penularan di AS "bercampur", sebabnya karena luas dan keberagaman masyarakatnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Banyak dari Kalangan Dewasa Muda di Negara Bagian AS, Apa Penyebabnya?

Dia menuturkan di area seperti New York, penanganan dilakukan dengan baik karena pemerintah setempat mengikuti anjuran yang ada saat pembukaan kembali.

Anthony Fauci menjabarkan, "kenaikan yang mengganggu" terkait infeksi di sejumlah negara bagian lain menimbulkan kekhawatiran.

"Beberapa pekan ke depan akan menjadi masa kritis bagaimana kami menangani kenaikan tersebut," jelas Fauci merujuk kenaikan di Texas, Arizona, dan Florida.

Kekhawatiran Fauci dan para pakar kesehatan lainnya bertambah jika pandemi ini berbarengan dengan musim flu musim gugur nanti.

Dalam pernyataan yang sudah disiapkan sebelumnya, para pakar kesehatan memaparkan jika Covid-19 belum sembuh ketika musim flu datang, sektor kesehatan akan semakin terbebani.

"Beban itu berkaitan dengan ketersediaan ranjang, kemampuan tes laboratorium, Alat Pelindung Diri (APD), dan keselamatan pekerja medis," jelas pakar kesehatan.

Baca juga: Putin: Rusia Tangani Virus Corona Lebih Baik dari AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com