Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Tunda Aksi Militer ke Korea Selatan

Kompas.com - 24/06/2020, 12:52 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, pada Rabu (24/6/2020) menunda aksi militer yang sebelumnya direncanakan terhadap Korea Selatan. 

Penundaan itu tampaknya merupakan kampanye tekanan yang melambat yang dilakukannya terhadap Korea Selatan di tengah negosiasi nuklir yang terhenti dengan AS.

Pekan lalu, pihak Korea Utara mendeklarasikan putusnya hubungan negara itu dengan negara tetangganya, Korea Selatan, dan menghancurkan kantor penghubung dua negara tersebut di perbatasan.

Baca juga: Korea Utara Mulai Pasang Lagi Pengeras Suara untuk Propaganda

Pihak Korut juga mengancam dengan tindakan militer akibat kurangnya kemajuan dalam kerja sama bilateral antara kedua negara itu. Hal itu juga sebab para aktivis dan pembelot Korut yang melayangkan selebaran anti-Pyongyang di perbatasan.

Para analis mengatakan, pihak Korea Utara setelah berminggu-minggu dengan sengaja menaikkan ketegangan kini mungkin tengah menarik diri.

Jika Kim memilih aksi militer, dia tentu melanjutkan latihan artileri dan latihan lainnya di garis depan.

Baca juga: Korea Selatan: Tak Ada Pergerakan Mencurigakan dari Korea Utara

Atau, menggunakan kapalnya melintasi perbatasan maritim barat yang disengketakan antar-Korea dan menjadi pertempuran kecil berdarah pada beberapa tahun terakhir.

Namun, tindakan apa pun kemungkinan akan dianggap sebagai pencegahan serangan balasan skala penuh dari militer Korea Selatan dan AS.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Pyongyang mengatakan, Kim telah memimpin konferensi video pada pertemuan Selasa (22/6/2020). 

Baca juga: Kim Jong Un Disebut Tertawakan Trump

Hasil konferensi itu memutuskan penundaan rencana aksi militer terhadap Korea Selatan yang diajukan para pemimpin Korea Utara.

Pihak KCNA tidak melaporkan secara spesifik terkait hasil keputusan yang diambil Kim, tetapi mengatakan bahwa diskusi lain membahas tentang memperkuat pencegahan perang antar-Korea.

Juru bicara Menteri Unifikasi Korea Selatan, Yoh Sang-key, mengatakan, pihak Seoul telah meninjau dengan saksama laporan Korea Utara, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

Baca juga: Trump Terobsesi Kirim CD Elton John untuk Kim Jong Un

Yoh juga mengatakan bahwa itu merupakan laporan pertama di media resmi yang menerangkan Kim menyelenggarakan rapat konferensi video, tetapi tidak menjawab ketika ditanya "apakah rapat itu diselenggarakan virtual karena adanya virus corona?".

Pihak Korea Utara mengatakan sebelumnya bahwa tidak ada satu kasus infeksi pun di teritorial mereka, tetapi para pakar mempertanyakan klaim tersebut.

Sementara itu, seorang analis dari Lembaga Seoul untuk Far Eastern Studies, Kim Dong-yub, mengatakan bahwa kemungkinan Korea Utara tengah menunggu tindakan lebih lanjut dari Selatan untuk menyelamatkan ikatan yang dipandangnya sebagai posisi kekuatan daripada melunakkan sikap Korut terhadap saingannya itu.

"Yang jelas, Korea Utara mengatakan (tindak militer) ditunda, tidak dibatalkan," kata Kim Dong-yub, mantan pejabat militer Korea Selatan yang berpartisipasi dalam negosiasi militer antar-Korea.

Baca juga: Ibu Otto Warmbier Geram Trump Puji Kim Jong Un Saat Makan Malam Bersama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com