Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di 2 Tahun Pertemuan Perdana Trump dan Kim Jong Un, Korut Mengecam

Kompas.com - 13/06/2020, 19:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) melontarkan kecaman kepada AS, di peringatan dua tahun pertemuan perdana Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un.

Serangan itu merupakan penghinaan bagi Presiden AS, yang selalu menggemborkan hubungannya dengan Pyongyang sebagai kunci sukses pemerintahannya.

Baik Trump dan Kim Jong Un pertama kali bertemu di Singapura pada Juni 2018, dengan total mereka sudah melangsungkan tiga pertemuan.

Baca juga: Korea Utara ke Korea Selatan: Hentikan Omong Kosong soal Denuklirisasi

Namun seperti dilansir BBC Jumat (12/6/2020), hubungan Korut dan AS belum mengalami peningkatan sejak pertemuan terakhir di desa perbatasan Panmunjom.

Dalam peringatan dua tahun, Menteri Luar Negeri Korut, Ri Son Gwon, menyatakan mereka sempat berharap besar saat dua pemimpin bertemu.

"Namun, harapa yang membubung tinggi seiring dengan perhatian dunia dua tahun lalu, kini tenggelam dalam keputusasaan," keluh Ri.

Bahkan, ujar dia dikutip KCNA, sinar tipis optimisme akan kemakmuran di Semenanjung Korea memudar dalam mimpi buruk yang kelam.

Korea Utara menekankan, mereka tidak akan memberikan lagi agenda apa pun kepada presiden ke-45 AS selama tidak ada balasan yang setimpal.

"Pertanyaannya adalah apakah tetap dibutuhkan jabat tangan seperti yang terjadi di Singapura," jelas Ri, yang menambahkan tak ada peningkatan dalam relasi personal dua pemimpin.

Sang menteri luar negeri menyatakan, mereka akan membangun kekuatan militer mumpuni "untuk membendung ancaman yang sudah lama dilakukan AS".

Baca juga: Jika Ingin Pilpres Lancar, Korea Utara Peringatkan AS Tidak Ikut Campur

Tak ada kemungkinan

Pertemuan Trump dan Kim Jong Un, dipandang sebagai terobosan terbesar dalam sejarah dua negara, terjadi dengan keduanya sepakat melakukan denuklirisasi.

Dalam pertemuan kedua di Hanoi Februari 2019 berakhir tanpa kesepakatan, karena kedua pihak tak sepakat mengenai proses denuklirisasi.

Ketidaksepakatan itu muncul karena Washington menolak mencabut sanksi, dan bersikeras baru melakukannya jika Korut menyerahkan seluruh senjatanya.

Setelah itu, hubungan kedua negara memburuk. Korea Utara bahkan memutuskan menghilangkan komunikasi dengan Korea Selatan.

Negara komunis tersebut melanjutkan uji coba senjata pasca-kolapsnya perundingan, dengan pakar memandangnya sebagai tekanan bagi AS.

Dalam perkembangan terbaru, Pyongyang memutuskan mencabut seluruh jalur komunikasi dengan Korsel, termasuk hotline antara Kim Jong Un dan Presiden Moon Jae-in.

Baca juga: Setelah Ancaman, Korea Utara Putuskan Semua Komunikasi dengan Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com