Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2020, 08:21 WIB

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara memutuskan untuk menutup semua komunikasi dengan Korea Selatan setelah para pemimpin mereka meminta para pembelot untuk berhenti menyebarkan informasi propaganda di perbatasan.

Negara tertutup itu telah mengecam Korea Selatan dan mengancam akan menutup kantor perhubungan internal antar-Korea dan semua fasilitas saluran telepon setelah beberapa selebaran propaganda dilaporkan masuk ke perbatasan Korea Utara.

Baca juga: Muncul Lagi, Kim Jong Un Tersenyum dan Terapkan Social Distancing

Para pejabat terkemuka di Korea Utara termasuk adik Kim Jon Un, Kim Yo Jong, mengatakan, "Upaya kerja terhadap Korea Selatan akan berubah menjadi perang melawan musuh," demikian sebagaimana dilansir kantor berita KCNA.

Dilansir Daily Mirror, Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan melaporkan bahwa para pejabat Korea Utara tidak menjawab panggilan rutin harian dari kantor penghubung ataupun panggilan dari militer.

Baca juga: Kim Jong Un Diyakini Tak Akan Pakai Senjata Nuklir, Ini Alasannya

Pada Senin kemarin, meski terdapat dua panggilan yang biasa dilakukan, hanya satu yang dijawab.

Panggilan rutin yang dilakukan Korea Selatan dan Korea Utara seharusnya diatur sebagai komunikasi dasar, sebagaimana dikatakan oleh Kementerian Unifikasi dari Korea Selatan.

Namun begitu, pihak Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan, mereka akan terus mengikuti prinsip-prinsip yang telah disepakati dan berusaha untuk mewujudkan perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea.

Baca juga: Diancam Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Ini Sikap Korea Selatan

Keputusan untuk tidak memutus komunikasi dari pihak Korsel dalam hubungannya dengan Korut merupakan upaya untuk mencoba dan membujuk Korea Utara agar negara tertutup itu mau menyerah atas program nuklirnya, di sisi lain, Korut juga telah mengalami sanksi internasional akan program tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara dan Selatan sebenarnya masih dalam kondisi "perang" karena akhir dari perang 1950-1953 tidak ditutup dengan perdamaian, tetapi dengan gencatan senjata.

Pakar analis mengatakan, tindakan Korut lebih dari karena masalah para pembelot karena Korea Utara sedang dalam tekanan ekonomi di tengah krisis wabah corona dan mendapatkan sanksi internasional.

Baca juga: Kim Jong Un Pimpin Rapat Peningkatan Pencegahan Perang Nuklir

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Alasan Ukaina Tolak Proposal Perdamaian dari Menhan Prabowo

Alasan Ukaina Tolak Proposal Perdamaian dari Menhan Prabowo

Global
Keluarga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban Kecelakaan Kereta India

Keluarga dan Tim Penyelamat Terus Cari Korban Kecelakaan Kereta India

Global
Pria Transgender Hamil jadi Sampul Majalah Mode Inggris

Pria Transgender Hamil jadi Sampul Majalah Mode Inggris

Global
Perbaiki Ketegangan, Pejabat Senior AS akan Kunjungi China

Perbaiki Ketegangan, Pejabat Senior AS akan Kunjungi China

Global
Rangkuman Hari ke-465 Serangan Rusia ke Ukraina: Wagner Mundur dari Bakhmut, Puluhan Drone Rusia di Kyiv Ditembak Jatuh

Rangkuman Hari ke-465 Serangan Rusia ke Ukraina: Wagner Mundur dari Bakhmut, Puluhan Drone Rusia di Kyiv Ditembak Jatuh

Global
Kompensasi Korban Tewas Kecelakaan Kereta India Hampir Rp 179 Juta

Kompensasi Korban Tewas Kecelakaan Kereta India Hampir Rp 179 Juta

Global
PM Narendra Modi: Pelaku Penyebab Kecelakaan Kereta India Akan Dihukum Berat

PM Narendra Modi: Pelaku Penyebab Kecelakaan Kereta India Akan Dihukum Berat

Global
Total Korban Tewas Kecelakaan Kereta India 288 Orang, Pencarian Korban Selamat Diakhiri

Total Korban Tewas Kecelakaan Kereta India 288 Orang, Pencarian Korban Selamat Diakhiri

Global
[UNIK GLOBAL] Misteri Air Hijau Kanal Venesia Terungkap | AI Deteksi Obat Pencipta Zombie

[UNIK GLOBAL] Misteri Air Hijau Kanal Venesia Terungkap | AI Deteksi Obat Pencipta Zombie

Global
Ukraina Siap Serang Balik Rusia, tapi Zelensky Khawatir Banyak Korban

Ukraina Siap Serang Balik Rusia, tapi Zelensky Khawatir Banyak Korban

Global
Menhan Ukraina Tolak Proposal Damai dari Indonesia yang Diajukan Prabowo

Menhan Ukraina Tolak Proposal Damai dari Indonesia yang Diajukan Prabowo

Global
Ditinggal Ibu Mencuri di Toko, 2 Anak Kecil Terjebak dalam Mobil yang Terbakar

Ditinggal Ibu Mencuri di Toko, 2 Anak Kecil Terjebak dalam Mobil yang Terbakar

Global
Di Singapura, Prabowo Ajukan Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina

Di Singapura, Prabowo Ajukan Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina

Global
Gadis Remaja di AS Ditembak Tetangga Saat Main Petak Umpet

Gadis Remaja di AS Ditembak Tetangga Saat Main Petak Umpet

Global
UNODC: Perdagangan Metamfetamin dari Segitiga Emas Asia Tak Melambat, di Mana Itu?

UNODC: Perdagangan Metamfetamin dari Segitiga Emas Asia Tak Melambat, di Mana Itu?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+