Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saudara George Floyd: Dia Tidak Pantas Mati karena 20 Dollar AS

Kompas.com - 11/06/2020, 17:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - George Floyd tidak pantas mati hanya karena uang 20 dollar AS. Begitulah ucapan saudaranya di hadapan Kongres AS.

Philonise Floyd mengucapkannya ketika hadir dalam rapat Komite Kehakiman DPR AS, sehari setelah Floyd dimakamnkan di samping ibunya di Houston, Texas.

George Floyd, seorang pria Afro-Amerika, tewas ketika polisi kulit putih bernama Derek Chauvin menindih lehernya di Minneapolis, 25 Mei lalu.

Baca juga: PM Australia Minta Warganya yang Demo atas Kematian George Floyd Dituntut

Sebelumnya, dia ditangkap karena diduga menggunakan uang palsu 20 dollar AS, sekitar Rp 281.423, untuk berbelanja, dengan kematiannya menimbulkan gelombang protes di AS.

Di hadapan Kongres AS Rabu (10/6/2020), saudara Floyd menyatakan dia muak melihat atau mendengar ada kulit hitam yang dibunuh atau disiksa tanpa alasan,

"Saya ada di sini meminta kepada Anda untuk menghentikannya. Hentikan rasa sakit ini. Hentikan membuat kami merasa muak," keluh Philonise.

Dilansir Sky News Kamis (11/6/2020), Philonise mengatakan saudaranya sudah berteriak minta tolong ketika lehernya ditindih Derek Chauvin.

Namun, permintaan tolongnya tak digubris. Karena itu, dia meminta para poilitisi AS menanggapi seruan tak hanya dari AS. Namun juga di dunia.

"George tak menyakiti siapa pun pada hari itu. Dia tak pantas mati karena 20 dollar AS. Saya bertanya, apa harga nyawa pria kulit hitam 20 dollar? Ini 2020. Cukup," tegasnya.

"Kini, keputusan ada di tangan kalian untuk memastikan kematiannya tidak sia-sia," lanjut Philonise di hadapan 40 anggota Komite Kehakiman DPR AS.

Baca juga: Nama George Floyd Banyak Diakses di Internet dari Kolombia sampai Indonesia

Dia melanjutkan, dia menggunakan panggilan "Perry" kepada Floyd, dan menyebutnya sebagai "raksasa lembut" yang mempunyai sopan santun.

Pernyataan itu disampaikan di tengah pembahasan UU Keadilan dalam Kebijakan, proposal menyikapi ketidaksetaraan ras di AS.

George Floyd dikebumilkan pada Selasa waktu setempat, di mana sebelumnya dilakukan upacara yang diisi pidato mengharukan dari keluarga.

Keponakannya, Brooke Williams, menyampaikan pendapatnya dengan mengutip slogan kampanye yang dipakai oleh Presiden Donald Trump.

"Seseorang pernah mengatakan akan membuat Amerika menjadi hebat. Sejak kapan Amerika sudah menjadi hebat?" tanyanya dalam pidato.

Derek Chauvin dijerat dengan dakwaan pembunuhan tingkat dua, tingkat tiga, dan pembunuhan tak berencana tingkat dua dengan ancaman hukuman 40 tahun penjara.

Baca juga: Keinginan Pakai Tentara Redam Demo George Floyd Ditolak, Trump Ingin Pecat Menhan AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com