Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cerita WNI di AS Saat Kerusuhan Demo Protes atas Kematian George Floyd

Kompas.com - 03/06/2020, 19:32 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Ada pun orang-orang yang melakukan tindakan anarkis seperti membakar tempat umum dan menjarah toko-toko merupakan oknum yang ingin mengganggu proses hukum dan lainnya.

Puncak kerusuhan ini menurutnya adalah unjuk rasa serentak yang dilakukan dari tiap negara bagian menuntut keadilan dan keamanan bagi semua warga AS apa pun warna kulit mereka, dalam hal ini khususnya warga kulit hitam.

Baca juga: Demo George Floyd Bertajuk Black Lives Matter, Apa Artinya?

Gara-gara demo rusuh, mahasiswa WNI di AS harus hemat bahan makanan


Selain Esther, cerita dari alumni mahasiswa WNI di episentrum demonstrasi juga menarik. Kepada Kompas.com, Thomson Thamsir (20) mengungkapkan pandangannya terkait demo rusuh di tengah pandemi virus corona.

Thomson sendiri adalah eks-Ketua Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS) Minnesota periode 2019/2020.

Bulan lalu dia baru saja menamatkan perkuliahannya di jurusan Finance, University of Minnesota-Twin Cities.

Menurut Thomson, kerusuhan demo protes buntut kematian George Floyd membuatnya sangat takut dan seram apabila massa merapat ke tempat tinggalnya dan mahasiswa lain.

 

Pada Jumat lalu, dari dalam apartemen, Thomson berkesempatan menyaksikan aksi protes yang diselenggarakan beberapa organisasi mahasiswa kampus di depan gedung departemen kepolisian universitas Minnesota (UMPD) yang berlokasi di seberang apartemennya.

"2 hari pasca kematian George Floyd, kampus kami dengan cepat merespons kejadian itu dengan memutus kontrak kerja sama antara UMPD dan Minneapolis Police Department (MPD)."

Baca juga: Pemakaman George Floyd Akan Diiringi Upacara Peringatan pada 9 Juni

Menurut Thomson, pemutusan kontrak kerja sama itu dilakukan karena mahasiswa kulit berwarna di kampusnya merasa tidak nyaman apabila masih terdapat personil dari UMPD di kampus itu.

"Para mahasiswa meyakini bahwa kehadiran UMPD di lingkungan kampus sangat membuat mahasiswa kulit bewarna merasa unwelcome dan tidak nyaman," ungkap Thomson yang sudah 4 tahun tinggal di AS.

Dari keterangan Thomson juga, sejauh ini tidak ada dari kalangan mahasiswa WNI yang mengikuti aksi protes menuntut keadilan atas kematian George Floyd.

Sejak awal protes meledak, Pihak Permias Minnesota selalu melakukan koordinasi intensif dengan KJRI Chicago dengan memberi kabar terbaru mengenai kondisi mahasiswa WNI di Minnesota.

Thomson juga mencatat beberapa imbauan yang dikeluarkan pihak KJRI Chicago di episentrum demonstrasi seperti:

1. Tetap tenang namun waspada dan mengedepankan kehati-hatian.

2. Menghindari tempat-tempat terjadinya aksi dan tidak ikut serta di dalamnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com