Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampaui China, Korban Meninggal Covid-19 India Capai 4.706 Orang

Kompas.com - 29/05/2020, 14:24 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di India melampaui China pada Jumat (29/5/2020).

Dalam 24 jam terakhir ada 175 kematian baru di Negeri "Bollywood", membuat total korban meninggal jadi 4.706 menurut data resmi yang dilansir AFP.

India yang memiliki beberapa kota terpadat di dunia dan sistem layanan kesehatan yang kurang memadai, menjadi episenter wabah corona baru dalam beberapa hari terakhir akibat lonjakan kasusnya.

Baca juga: Diminta Karantina Sebelum Masuk Rumah, Pria di India Ceraikan Istrinya

Kantor berita AFP mewartakan, angka dari Kementerian Kesehatan India menunjukkan 165.799 total kasus, dengan negara bagian Maharashtra barat "menyumbang" 36 persen kasus dan 42 persen kematian.

Negara bagian Maharashtra dikenal dengan pusat keuangannya di Mumbai.

Sementara itu China tidak melaporkan satu pun kematian akibat Covid-19 atau dugaan kasus baru pada Jumat.

Jumlah korban meninggal di Negeri "Tirai Bambu" tetap 4.634, dan jumlah kasus masih 82.995.

Baca juga: AS dan Sekutunya Kecam Penerapan UU Keamanan China di Hong Kong

Meskipun jumlah kasus corona di India meningkat, negara pimpinan PM Narendra Modi ini justru hendak melonggarkan lockdown guna mengurangi dampak ke perekonomian.

Laporan pers mengatakan, Menteri Dalam Negeri India Amit Shah pada Jumat dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan para menteri negara, untuk membahas pelonggaran lebih lanjut.

Hingga berita ini diunggah, wabah virus corona telah merenggut 362.117 nyawa di seluruh dunia dengan jumlah kasus 5.910.176. Sementara jumlah pasien sembuh mencapai 2.583.530 menurut Worldometers.

Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak yakni 1.768.461. Angka kematiannya 103.330 dan pasien sembuhnya 498.725.

Baca juga: Pria Kulit Hitam George Floyd Tewas karena Lehernya Diinjak Polisi, Warga AS Demo Protes

Warga antre beli miras

Polisi di India mengayunkan tongkat pemukul untuk mengurai massa yang tengah mengantre di toko minuman keras.

Antrean itu terjadi setelah pemerintah mulai melonggarkan aturan lockdown untuk memerangi penyebaran Covid-19 pada Selasa (5/5/2020).

Sejumlah pemimpin negara bagian memutuskan toko minuman keras bisa dibuka lebih dahulu, mengingat penjualan alkohol jadi pendapatan utama mereka.

Pemerintah Delhi, misalnya. Pada Senin malam (4/5/2020) waktu setempat, mereka menerapkan "harga spesial corona" sebesar 70 persen untuk meningkatkan pendapatan wilayah.

Baca juga: India Longgarkan Lockdown Covid-19, Warga Antre Beli Minuman Keras

Pihak berwenang sebenarnya sudah menggambar lingkaran dari kapur sebagai penanda agar masyarakat menaati pembatasan sosial saat mengantre.

Namun, upaya itu gagal karena massa sudah berjejal sejak pagi buta. "Kami sudah dikurung selama satu bulan," kata Asit Banerjee.

"Alkohol tentu akan memberikan energi kepada kami guna melewati wabah ini," jelas warga berusia 55 tahun yang berasal dari Kolkata itu.

Untuk membuat masyarakat tertib, polisi di Delhi dan kota besar lainnya menggunakan lathi, tongkat panjang yang terbuat dari bambu.

Baca juga: Bersepeda 1.200 Km Sambil Gendong Ayahnya, Gadis Ini Ditawari Masuk Timnas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com