Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Sejak 7 Pekan, Korea Selatan Laporan Lonjakan Kasus Virus Corona

Kompas.com - 27/05/2020, 19:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya dalam tujuh pekan, Korea Selatan melaporkan adanya lonjakan dalam kasus infeksi virus corona.

Lonjakan itu didapatkan setelah mereka mengidentifikasi kluster baru, sebuah gudang e-commerce, di pinggiran ibu kota Seoul.

Korea Selatan dianggap menjadi model bagaimana negara menangani virus corona, dengan kehidupan berangsur-angsur normal di sana.

Baca juga: Kabur dari Karantina Virus Corona, Pria Korsel Langsung Dipenjara

Namun pada Rabu (27/5/2020), otoritas mengumumkan adanya 40 kasus baru, dengan sebagian besar infeksi terjadi di kawasan Seoul.

Ini merupakan lonjakan terbesar sejak 53 kasus pada 8 April, dengan total penularan di Negeri "Ginseng" mencapai 11.265, dikutip AFP.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) menerangkan, mayoritas kasus terjadi di gudang perusahaan e-commerce bernama Coupang.

Di gudang yang terletak di Bucheon, sebelah barat Seoul, KCDC menemukan adanya 36 kasus virus dengan nama resmi SARS-cOV-2 itu.

"Diduga gudang ini tidak menerapkan regulasi keselamatan dasar," ujar Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan, Kim Gang-lip.

Kim menyatakan, jika aturan seperti karantina tidak dijalankan dengan benar di tempat kerja, maka hasilnya adalah infeksi massal.

Namun otoritas setempat menjelaskan, dugaan bahwa penerima barang dari e-commerce itu bisa tertular Covid-19 relatif rendah.

Aturan pembatasan sosial di Korsel mulai dilunakkan, dengan sejumlah tempat publik seperti museum dan gereja dibuka lagi.

Baca juga: Pasang Boneka Seks di Stadion, Klub Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf

Kemudian untuk kegiatan olahraga, seperti bisbol dan sepak bola, mulai menjalani musim barunya pada awal Mei ini meski bermain tanpa penonton.

Kemudian lebih dari dua juta murid kembali bersekolah pada Rabu ini, sebagai bagian dari upaya pemerintah mengaktifkan lagi lembaga pendidikan.

Beberapa SMP terpaksa memulangkan siswanya setelah menggelar kegiatan belajar mengajar pekan lalu, setelah dikhawatirkan ada kasus baru di tempat tinggal mereka.

Korsel sempat menjadi negara di luar China yang mengalami dampak parah Covid-19. Namun, mereka tidak menerapkan lockdown.

Sebagai gantinya, pemerintah pusat memberlakukan pembatasan sosial ketat sejak Maret, dengan kasusnya perlahan-lahan menipis.

Pemerintahan Presiden Moon Jae-in menuturkan, keberhasilan itu merupakan hasil dari program "lacak, periksa, dan rawat".

Baca juga: Tes Virus Corona Anonim Lindungi Warga Korea Selatan dari Stigma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com