Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Trump Beri Ultimatum ke WHO

Kompas.com - 19/05/2020, 15:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS (AS) Donald Trump mengirim surat ultimatum kepada Badan Kesehatan (WHO) terkait penanganan virus corona.

Dalam suratnya, presiden dari Partai Republik itu mengancam bakal menarik semua pendanaan dari badan yang bernaung di bawah PBB itu.

Surat itu berisi ultimatum kepada induk kesehatan internasional agar dalam 30 hari ke depan, mereka melakukan "peningkatan substantif".

Baca juga: Trump Beberkan Kesalahan WHO dan Ancam Pendanaan Distop Permanen

Jika dalam satu bulan tidak ada perubahan seperti yang diinginkan Washington, maka WHO bisa kehilangan ratusan juta dollar sumbangan dan keanggotaan AS.

Trump mengkritik organisasi pimpinan Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang dianggap tak becus merespons virus corona pada akhir Desember 2019.

Presiden yang tengah berjuang terpilih lagi dalam Pilpres AS 2020 itu mengkritik China, yang dianggap menyembunyikan data sebenarnya.

Taipan real estate itu juga menyalahkan WHO karena dianggap membantu Beijing. Bahkan, dia menyebut WHO sebagai "boneka Negeri Panda".

Beijing berulang kali membantah tuduhan itu. Melalui Presiden Xi Jinping, China menegaskan sudah merilis informasi secara terbuka dan transparan.

Saat ini, Negeri "Uncle Sam" adalah negara paling terdampak Covid-19, dengan 1,5 juta kasus infeksi dengan 90.000 korban meninggal.

Baca juga: Menlu AS Sebut Pengucilan Taiwan Bukti WHO Terikat dengan China

Seperti apa surat ultimatum itu?

Dilansir BBC Selasa (19/5/2020), Trump mempublikasikan surat ancaman kepada Dr Tedros itu di Twitter, sehari setelah kritikan Gedung Putih ke WHO.

Dalam pertemuan virtual Dewan Kesehatan Dunia, Menteri Kesehatan AS Alex Azar menuding Jenewa membiarkan Covid-19 tak terkendali dan "menyebabkan hilanngnya banyak nyawa".

Dalam suratnya kepada Tedros, Trump menuding organisasi itu mengalami "kekurangan kebebasan yang memprihatinkan" dari China.

Di antara tudingannya, sang prsiden menyatakan organisasi yang dipimpin Tedros "konsisten mengabaikan" apa yang dia sebut "laporan kredibel".

Baca juga: Kilas Balik Momen-momen Krusial WHO di Pandemi Virus Corona

Dia merujuk tuduhan bahwa virus tersebut berasal dari Wuhan pada akhri Desember 2019, atau yang lebih parah, pada bulan sebelumnya.

Dalam laporan itu, presiden berusia 73 tahun itu menuding antara lain:

  • Mengutip laporan bahwa organisasi kesehatan menunda deklarasi wabah darurat karena mendapat tekanan dari Presiden Xi Jinping.
  • Mengkritik Jenewa karena memberi pujian terhadap "transparansi" Beijing di tengah dugana mereka membungkam atau kurangnya kooperasi internasional.
  • Menuding WHO gagal untuk menyikapi diskriminasi rasial berkaitan dengan Covid-19, yang tengah terjadi di China.
  • Trump menyebut Dr Tedros bisa menyelamatkan banyak nyawa, jika dia bertindak seperti Dr Harlem Brundtland, Ketua WHO saat wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) 2003-2004.

Dalam kesimpulan, sang presiden menduga "salah langkah" yang dilakukan Jenewa berulang kali telah menyebabkan banyak nyawa yang hilang.

"Satu-satunya cara bagi Badan Kesehatan Dunia adalah dengan menunjukkan mereka bisa merdeka dari China," jelas Trump dalam suratnya.

Dia kemudian menyerukan kepada Jenewa untuk menerapkan "peningkatan substantif utama" selama 30 hari, tanpa menjelaskan apa maksudnya.

Jika tak dijalankan, Trump kemudian melontarkan ancaman bahwa AS bakal menarik dana secara permanan, bahkan akan meninjau status keanggotaan mereka.

Pada April, presiden mengumumkan membekukan pendanaan WHO, di mana Washington merupakan penyandang dana utama, sekitar 15 persen dari total anggaran 2019.

Adapun pertemuan tahunan Dewan Kesehatan Dunia yang digelar secara virtual, meninjau kinerja WHO, sejauh ini diwarnai tudingan atas lembaga itu.

Baca juga: Majelis Kesehatan Dunia Akan Bahas Status Pengamat Taiwan di WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com