TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan menjadi salah satu yang disorot dalam pandemi virus corona. Bukan hanya karena keberhasilannya menangani pandemi, tapi juga karena bukan anggota WHO.
Beragam dukungan pun diarahkan ke Taiwan, salah satunya oleh Amerika Serikat (AS) yang menyerukan agar negara yang beribu kota di Taipei itu dimasukkan ke WHO dengan status pengamat.
Akan tetapi polemik keanggotaan Taiwan di WHO kemungkinan akan memburuk pekan depan, jika Taiwan tetap tidak diizinkan ikut serta di rapat besar WHO.
Rapat ini mempertemukan pembuat kebijakan tahunan WHO, yang diberi nama Majelis Kesehatan Dunia (WHA).
Baca juga: Taiwan Tolak Syarat Satu China untuk Ikut Rapat Besar WHO
Lantas, bagaimana awalnya Taiwan dipinggirkan dalam upayanya menjadi anggota WHO?
Taiwan - saat bernama Republik China - sebenarnya adalah anggota pendiri WHO, ketika badan kesehatan dunia itu dibentuk pada 1948.
Akan tetapi Taiwan didepak pada 1972, setahun usai kehilangan "kursi China" di PBB yang diambil oleh Republik Rakyat China.
Kedua pihak telah berpisah sejak 1949 setelah kaum Nasionalis kalah perang saudara dengan Komunis dan melarikan diri ke Taiwan, untuk membentuk pemerintahan tandingan.
Namun Beijing memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, dan bersumpah suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.
China juga menolak keras pengakuan internasional atas Taiwan sebagai negara berdaulat. Dalam beberapa tahun terakhir China telah meningkatkan tekanan ekonomi, diplomatik, dan militer ke Taiwan.
Upaya China termasuk menjauhkan Taiwan dari keanggotaan badan internasional seperti WHO.
Baca juga: China Marahi Selandia Baru, Tak Usah Ikut-ikutan Dukung Taiwan di WHO
Ketegangan antara China dengan Taiwan tidak selalu seperti ini. Antara 2009-2016 Beijing sempat mengizinkan Taiwan menghadiri WHA sebagai pengamat dengan nama Chinese Taipei.
Saat itu hubungan antara Taipei dengan Beijing sedang hangat-hangatnya, hingga situasi berubah saat Tsai Ing-wen menang pemilihan presiden pada 2016.
Wanita itu berasal dari partai yang memandang Taiwan sebagai negara merdeka secara de facto, dan tidak menganut prinsip "satu China" yang diusung Beijing.
Awalnya hanya ada sedikit dukungan bagi Taiwan untuk dimasukkan sebagai anggota WHO, tetapi pandemi Covid-19 telah mengubah keadaan itu.