Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaksi Berlebihan Vietnam Terhadap Virus Corona yang Membuahkan Hasil

Kompas.com - 15/05/2020, 22:39 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

Kondisi ini menunjukkan bagaimana Vietnam telah sangat serius menangani calon wabah yang belum diketahui pada awal Januari.

Baca juga: Vietnam Mulai Buka Tempat Wisata untuk Wisatawan Domestik

Perlindungan terhadap asimptomatik

Prof Thwaites mengatakan karantina dalam skala yang begitu luas merupakan kunci karena bukti menunjukkan bahwa sebanyak setengah dari semua orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.

Semua orang yang di karantina diuji, sakit atau tidak, dan dia mengatakan jelas bahwa 40 persen dari kasus Vietnam yang dikonfirmasi tidak tahu kalau mereka memiliki virus seandainya mereka tidak diuji.

"Jika Anda memiliki gejala (pembawa asimptomatik) satu-satunya yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikannya adalah apa yang dilakukan Vietnam," katanya.

"Kecuali kamu mengarantina orang-orang itu, mereka hanya akan berkeliaran menyebarkan infeksi (lebih luas lagi)."

Ini juga membantu menjelaskan tidak adanya kematian di Vietnam.

Karena sebagian besar orang Vietnam yang kembali adalah pelajar, turis, atau pelancong bisnis, mereka cenderung lebih muda dan lebih sehat.

Mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk melawan virus itu sendiri, dan tidak pernah bersinggungan dengan kerabat lanjut usia yang berisiko.

Itu berarti sistem medis dapat memfokuskan sumber dayanya pada beberapa kasus kritis saja.

Sementara itu, Vietnam tidak pernah memiliki lockdown total secara nasional, Vietnam selalu menyerbu klaster yang baru muncul.

Baca juga: 2 Pekan Tidak Ada Kasus Infeksi Domestik, Anak-anak di Vietnam Kembali Bersekolah

Pada Februari setelah beberapa kasus di Son Loi, utara Hanoi, lebih dari 10.000 orang yang tinggal di daerah sekitarnya ditutup.

Hal yang sama terjadi pada 11.000 orang di komune Ha Loi dekat ibu kota, dan kepada staf dan pasien rumah sakit.

Tidak seorang pun diizinkan masuk atau keluar sampai dua minggu berlalu dan sampai tidak ada kasus yang dikonfirmasi.

Lockdown lokal ini - yang kemungkinan akan digunakan lagi jika virus muncul kembali - mengindikasikan bahwa Vietnam belum melakukan sejumlah besar pengujian terhadap virus corona pada komunitas yang lebih luas.

"Awalnya terasa seolah-olah itu adalah strategi risiko yang cukup tinggi," kata Prof Thwaites.

"Tapi ternyata benar-benar baik-baik saja, karena mereka dapat mengarantina mandiri dan memantau kasus-kasus itu."

Baca juga: Sukses Redam Covid-19 Tanpa Kematian, Vietnam Longgarkan Social Distancing

Pesan publik yang jelas

Bahkan di negara satu partai seperti Vietnam, Anda perlu memastikan publik siap untuk menjalankan strategi yang luas.

Dr Pollack mengatakan pemerintah melakukan "pekerjaan yang sangat baik untuk berkomunikasi kepada publik" mengapa dan apa yang dilakukannya itu perlu dilakukan.

Pesan SMS reguler yang dikirim ke semua ponsel dari tahap paling awal memberi tahu orang-orang apa yang bisa mereka lakukan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com