Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Merebak di Jerman, Kesalahan Kaum Muda yang Tidak Patuh Aturan?

Kompas.com - 13/05/2020, 18:52 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Yang semakin memperumit masalah adalah sebuah studi terpisah yang dirilis di hari yang sama.

Studi tersebut meneliti faktor RR dan kelompok umur yang berbeda di kota kecil bernama Heinsberg, yang disebut-sebut sebagai salah satu pusat wabah Covid-19 di Jerman.

Para ilmuwan dari Universitas Bonn itu menguji lebih dari 900 individu dari Heinsberg. Hasil studi menunjukkan bahwa sekitar 20 persen pembawa virus di Jerman adalah tanpa gejala.

Ini juga berarti bahwa sekitar 1,8 juta warga Jerman di seantero Jerman dapat terinfeksi virus corona, sepuluh kali lebih tinggi dari jumlah resmi yang dilaporkan oleh RKI.

Baca juga: Angka Kematian Rendah, Ini Kunci Jerman Atasi Virus Corona

Kenyang akan studi akademik yang meragukan

Di sisi lain, komunitas ilmiah meminta publik agar lebih jeli melihat berbagai makalah virus corona yang beredar di internet, di mana banyak di antaranya masih dalam pra-publikasi sehingga belum diperiksa oleh para ahli.

Sementara itu, para ahli pengulas berkualitas saat ini disebut masih terlalu sedikit, sehingga menjadi kewalahan.

Studi baru yang diterbitkan di Eurosurveillance yang telah dibahas sebelumnya terdaftar sebagai sebuah ‘komunikasi cepat’.

Hal itu merupakan istilah yang digunakan oleh jurnal akademik yang menunjukkan bahwa peninjauan oleh ahli dipercepat karena berkaitan dengan keadaan darurat atau vital untuk kepentingan publik.

Keluhan serupa tentang kurangnya pemeriksaan oleh ahli juga disematkan pada studi peneliti Universitas Bonn tentang Heinsberg.

Terlepas dari foto-foto viral yang memperlihatkan anak-anak muda melakukan piknik dan melakukan unjuk rasa di media sosial, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kaum muda lebih cenderung mengabaikan aturan social distancing di Jerman.

Namun, ada banyak bukti anekdot yang memperlihatkan bahwa mereka yang berusia di bawah 35 tahun menanggung beban ekonomi dan beban mental akibat wabah.

Pasalnya, pengangguran dan resesi membuat mereka menjadi kurang sejahtera dibandingkan orang tua dan kakek nenek mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com