Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambah 11 Orang, Jumlah Tersangka Invasi Venezuela Lampaui 40 Orang

Kompas.com - 11/05/2020, 10:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

CARACAS, KOMPAS.com - Tersangka invasi Venezuela yang berhasil dipatahkan bertambah 11 orang pada Minggu (10/5/2020). Jumlah tersangka kini melebihi 40 orang.

"Tertangkap hari ini #10Mei 2020, tiga tentara bayaran lainnya di Colonia Tovar," demikian tweet kepala angkatan bersenjata Laksamana Remigio Ceballos.

Beberapa jam kemudian, televisi pemerintah melaporkan personil militer telah menangkap 8 "teroris" tambahan di negara bagian Vargas di pesisir utara.

Penangkapan terjadi setelah 3 orang lainnya yang diduga "tentara bayaran" ditangkap pada Sabtu (9/5/2020), menurut keterangan dari Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Baca juga: Gagal Kudeta Venezuela, Tentara Bayaran AS Langsung Akui Perbuatan

"Kami telah dengan cermat mencari semua pihak yang terlibat dan kami akan menangkap semuanya," tegas Maduro dalam pidato televisi, dikutip dari AFP Minggu (10/5/2020).

Upaya invasi ini berhasil digagalkan Venezuela pada awal Mei di Macuto, yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Caracas.

Secara keseluruhan 45 orang telah ditangkap akibat terlibat serangan ini, dengan 8 penyerang dilaporkan tewas.

Baca juga: Trump Sebut AS Bukan Dalang Dibalik Upaya Kudeta di Venezuela

Lalu 2 di antara para tahanan adalah mantan tentara AS, Luke Denman (34) dan Airan Berry (41).

Mereka dipenjara dengan dakwaan "terorisme, konspirasi, perdagangan gelap senjata perang, dan asosiasi (kriminal)".

Hukuman penjara mereka berkisar antara 25-30 tahun. Sementara itu sejumlah pelaku lainnya adalah warga Venezuela.

Baca juga: Gagal Kudeta Venezuela, Tentara Bayaran AS Terancam Hukuman 30 Tahun Penjara

Pemerintahan Maduro mengklaim invasi ini adalah bagian dari rencana untuk menyingkirkannya dari kekuasaan, dan memungkinkan oposisi uan Guaido untuk mengambil alih.

Guaido sendiri adalah sosok yang diakui sebagai Presiden Venezuela oleh AS dan 60 negara lainnya.

Maduro mengatakan ia yakin Presiden AS Donald Trump terlibat dalam operasi ini, dengan Guaido sebagai kaki tangannya.

Baca juga: Kudeta Venezuela, AS Akan Kerahkan Segala Cara Bebaskan 2 Warganya

Namun, Trump membantah keras tudingan itu.

"Jika saya ingin ke Venezuela, saya tidak akan merahasiakannya."

"Saya akan masuk dan mereka tidak akan melakukan apa-apa. Mereka akan terguling-guling. Saya tidak akan mengirim kelompok kecil."

"Tidak, tidak, tidak. Itu akan dilakukan sekelompok tentara. Itulah invasi," kata Trump.

Terlepas dari tuduhan Maduro terhadapnya, Guaido belum didakwa dengan tuduhan tindak kejahatan.

Baca juga: Maduro Ungkap Identitas 2 Warga AS yang Diduga Lakukan Kudeta Venezuela

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com