WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan segala cara untuk membebaskan 2 warganya yang ditahan Venezuela, karena diduga terlibat dalam upaya kudeta.
Keterangan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Rabu (6/5/2020).
"Jika rezim Maduro memutuskan untuk menahan mereka, kami akan menggunakan segala cara yang kami miliki untuk membebaskannya," kata Pompeo dikutip dari AFP.
Baca juga: China: Menlu AS Tak Punya Bukti Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan
Ia juga mengulang bantahan Presiden Donald Trump atas keterlibatan AS, dengan berujar "Jika kami terlibat, itu akan berbeda."
Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah berusaha dilengserkan AS dari kursi kepemimpinannya selama lebih dari setahun terakhir.
Pada Senin (4/5/2020), ia menunjukkan paspor 2 warga Amerika yang ditangkap itu, yang ia ungkap telah ditahan karena berupaya menjatuhkan kekuasaannya.
Baca juga: Tahan 2 Warga AS atas Upaya Kudeta, Presiden Venezuela Ibaratkan Main Rambo
Tidak diketahui secara pasti di mana kedua orang itu ditahan. Sementara itu para pejabat Venezuela sebelumnya mengatakan, mereka telah menggagalkan upaya pendaratan tentara bayaran di pantai dekat Caracas. Sebanyak 8 orang tewas dalam operasi itu.
Maduro menuding upaya kudeta ini ada kaitannya dengan Juan Guaido, pemimpin oposisi yang dianggap sebagai presiden interim Venezuela oleh AS dan sekitar 60 negara lainnya.
Para pejabat Venezuela mengatakan, Guaido memiliki kontrak senilai 212 juta dollar AS (Rp 3,2 triliun) dengan sebuah perusahaan keamanan berbasis di Florida, yang didirikan oleh mantan pasukan khusus AS Jordan Goudreau.
Baca juga: Venezuela Tahan 2 Warga AS atas Upaya Kudeta Presiden Nicolas Maduro
Goudreau secara terbuka mengatakan ia bekerja untuk menggulingkan pemerintahan Maduro.
Namun Guaido membantah kabar tentang kontrak itu, sedangkan Pompeo menolak berkomentar.
Dilansir dari Sky News Selasa (5/5/2020), Goudreau yang berbasis di Florida dan eks pasukan Baret Hijau mengatakan, kedua orang yang ditangkap itu adalah Luke Denman dan Aaron Berry.
Baca juga: Mantan Pasukan Khusus AS Kisahkan Pimpin Kudeta Gulingkan Presiden Venezuela
AFP mengabarkan, Departemen Luar Negeri AS sebelumnya menyebut keberadaan Maduro sebagai "melodrama", dan menuduhnya sengaja mengelak dari persoalan di negaranya.
Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab mengatakan, pasukan Venezuela telah menangkap 114 orang yang dicurigai dalam serangan, dan mereka sedang mencari 92 lainnya.
Lebih dari 25.000 tentara membantu memburu pemberontak lain yang beroperasi di negara itu, kata para pejabat.
Baca juga: Maduro Perintahkan Angkatan Bersenjata Venezuela Waspadai Serangan dari Kolombia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.