Akhirnya, pada 10 April, 127 penumpang, termasuk beberapa yang terinfeksi, diizinkan turun dan terbang pulang ke Australia, Selandia Baru, AS, Kanada, dan Eropa. Ada pun para ABK diminta untuk tetap di kapal.
Baca juga: Bebas Covid-19, 60 ABK Indonesia di Hamburg Dipulangkan ke Tanah Air
Dokter Usme sendiri dirawat di rumah sakit di unit perawatan intensif di Montevideo, bersama dengan seorang dokter Filipina yang pada akhirnya meninggal dunia.
"Orang-orang kelelahan dan mental mereka terkuras," kata dr Usme, yang sekarang sudah pulih dan kembali berada di Greg Mortimer.
“Ini situasi yang kompleks. Anda merasa sangat rentan dan menghadapi risiko kematian. ”
CMI, perusahaan yang berbasis di Miami yang mengelola kapal, mengatakan "tidak bisa mendapatkan izin yang diperlukan" untuk membiarkan ABK dari 22 negara pulang, tetapi mengatakan mereka semua masih di bawah kontrak menerima pembayaran.
Marvin Paz Medina, seorang lelaki Honduras yang bekerja sebagai penjaga toko kapal, mengirim video ke Associated Press dari kabin kecilnya yang berukuran sekitar 6,5 meter persegi.
Tempat dia dikurung selama lebih dari 35 hari, "Sulit dikunci sepanjang hari, menatap empat dinding yang sama," katanya.
Paz Medina mengatakan anak-anaknya terus bertanya kapan dia pulang, tetapi dia tidak punya jawaban.
"Kami terjebak, merasakan kecemasan bahwa setiap saat kami bisa saja sakit parah," kata Paz Medina, "Kami tidak menginginkan ini lagi. Kami ingin pulang."
Baca juga: Viral Video Jenazah ABK asal Indonesia di Kapal China Dilarung ke Laut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.