Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjebak di Kapal Pesiar Saat Pandemi Covid-19, ABK Minta Dipulangkan

Kompas.com - 09/05/2020, 11:22 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

FLORIDA, KOMPAS.com - Carolina Vásquez tak mampu bedakan siang dan malam, dia tidak bisa melihat sinar mentari ketika terjebak selama dua pekan di kabin kapal pesiar tanpa jendela karena demam menguasai tubuhnya.

Pada malam terburuk dalam perlawanannya dengan Covid-19, wanita asal Chili itu, sekaligus juru masak di kapal Greg Mortimer, mengumpulkan segenap kekuatan untuk mandi air dingin karena takut akan kehilangan kesadaran sementara dia terisolasi dari orang lain di kapal itu.

Vásquez (36) dan puluhan ribu anak buah kapal (ABK) lainnya telah terjebak di kapal pesiar selama berminggu-minggu, di berbagai kapal pesiar lain di seluruh perairan dunia, lama setelah pemerintah jalur pelayaran menegosiasikan penurunan penumpang.

Beberapa dari mereka menjadi sakit dan bahkan tewas. Yang lainnya selamat, tetapi tidak diberi upah.

Baik pemerintah nasional mau pun lokal telah menghentikan penurunan ABK untuk mencegah penularan virus corona di wilayah mereka.

Baca juga: Sempat Terjebak Lockdown, Pelajar dan ABK Indonesia di Pretoria Sukses Dipulangkan

Beberapa dari kapal yang tidak bisa menurunkan penumpang itu termasuk 20 kapal di perairan AS, dan terdapat beberapa infeksi virus dan bahkan kasus kematian di kalangan ABK.

Akan tetapi, kebanyakan kapal tidak mengonfirmasi adanya kasus infeksi virus corona.

"Saya tak pernah menyangka ini akan berubah menjadi kisah horor yang mengerikan," kata Vásquez sebagaimana ditulis oleh Associated Press dalam sebuah wawancara melalui aplikasi telepon dari Kapal Greg Mortimer yang tengah berada di Uruguay.

Sebanyak 36 orang ABK di kapal itu diketahui jatuh sakit.

Sementara itu, pusat kontrol dan pencegahan bulan lalu mengatakan sekitar 80.000 ABK tetap berada di kapal di lepas pantai AS setelah sebagian besar penumpangnya turun.

Coast Guard pada Jumat (8/5/2020) mengatakan bahwa masih ada 70.000 ABK di 102 kapal yang berlabuh di dekat atau di pelabuhan AS atau pun di perairan AS.

Jumlah ABK yang terdampar di seluruh dunia tidak diketahui, namun ribuan lainnya terperangkap di kapal di luar AS termasuk Uruguay dan Teluk Manila, tempat di mana 16 kapal pesiar menunggu untuk menguji sekitar 5.000 ABK sebelum diizinkan turun.

Karena kasus infeksi dan kematian akibat virus corona meningkat di seluruh dunia, pihak CDC dan pejabat kesehatan di negara-negara lain telah memperluas daftar kondisi yang harus dipenuhi sebelum ABK diturunkan dari kapal.

Perusahaan kapal pesiar harus membawa tiap ABK pulang langsung ke rumah mereka dengan pesawat carteran atau mobil pribadi tanpa menggunakan kendaraan sewa atau pun taksi.

Mempersulit misi tersebut, pihak CDC mengharuskan tiap eksekutif perusahaan untuk menyepakati hukuman pidana bagi ABK yang gagal mematuhi perintah otoritas kesehatan untuk menghindari transportasi umum dan restoran dalam perjalanan pulang.

Baca juga: Pengalaman Pahit ABK Indonesia di Kapal China, Hanya Ingin Kuburkan Teman dengan Layak

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com