Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong yang Dihormati dan Ditakuti di Korea Utara

Kompas.com - 26/04/2020, 22:08 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Ada pun terkait kesehatan kakaknya, "Kim Yo Jong mungkin tidak memiliki (penyakit)."

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kim Yo Jong Dinilai Bisa Lebih Kejam dari Kim Jong Un | China Tolak Investigasi Asal Usul Covid-19

Apakah Kim Yo Jong bisa berkuasa?

Bukan berarti kebijakan dasar akan berubah jika atau ketika dia (Yo Jong) mendapatkan kekuasaan, terutama jika perannya adalah menjadi seorang pengganti, sementara Kim Jong Un menjalani pemulihan.

Pernyataan apa pun yang dibuatnya cenderung mencerminkan kebijakan kakaknya, terlepas dari apakah secara medis Kim Jong Un mampu melanjutkan atau tidak.

Tentu saja tidak ada jaminan. Mungkin kakaknya (Kim Jong Un) akan sembuh. Mungkin dia akan membenci keunggulannya (Kim Yo Jong) selama ketidakhadirannya yang akan sangat berbahaya baginya.

Mungkin dia tidak akan pernah berhasil ke posisi puncak atau mewarisi Kim Jong Un.

Baca juga: Profil Kim Yo Jong, Calon Penerus Dinasti Kim jika Kim Jong Un Meninggal

Bob Collins, penulis studi di OGD mencatat bahwa walau pun dia (Kim Yo Jong) menonjol dalam organisasi yang penting itu,

“Dia hanya bisa menjadi pemimpin jika dia adalah kepala OGD. Kalau tidak, dia tidak akan memiliki basis kekuatan yang cukup untuk merebut dan memegang kekuasaan. "

Ken Eom, perempuan yang membelot dari Korea Utara setelah bertugas 10 tahun di tentara Korea Utara, juga tidak sepenuhnya yakin akan kelanggengannya (Yo Jong).

“Dia memiliki kekuatan besar untuk mengendalikan elit Korea Utara, tetapi jika Kim Jong Un keluar atau mati, dia tidak bisa terus-menerus mempertahankan kekuasaan," kata Eom.

"Korea Utara tidak menerima kekuatan wanita."

"Ini berarti," kata Eom dengan yakin, "Jika Kim Jong Un meninggal, pada saat yang sama Kim Yo Jong juga akan keluar."

Pendapat itu berbeda dengan Sung Yoon Lee, seorang pakar Korea Utara di School of Diplomacy, Universitas Tufts. 

Menurut Yoon Lee sebagaimana dilansir New York Post, "Perlunya menjaga kekuasaan dalam keluarga mengalahkan segalanya, termasuk tradisi chauvinisme atau kebencian terhadap wanita (misogini) di Korea Utara."

Baca juga: Media Jepang Sebut Kim Jong Un Koma

Dalam banyak hal, Kim Yo Jong yang telah menghabiskan hampir satu dekade terlibat dalam aparatur negara.

Mengingat, dia telah dipersiapkan dengan lebih baik untuk mengambil alih peran kepemimpinan puncak.

Dia juga bisa mengejutkan siapa pun yang meragukan kemampuannya untuk mengelola negara, menurut Soo Kim, analis kebijakan the Rand Corporation seorang pakar dalam masalah Semenanjung Korea.

"Saya tidak berpikir dia perlu khawatir tentang penerimaan sebagai pemimpin oleh orang Korea Utara berdasarkan garis keturunan keluarga Kim," kata Soo Kim. "Nasib Korea Utara dimulai dan berakhir dengan keluarga Kim."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com