Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abaikan Hukum, China Beri Nama 80 Pulau dan Fitur Geografis di Laut China Selatan

Kompas.com - 21/04/2020, 18:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - China pada Selasa (21/4/2020) mempertahankan penamaan 80 pulau dan fitur geografis lainnya di Laut China Selatan.

Langkah ini dinilai akan memicu kemarahan dari para negara tetangga, sebab China telah menegaskan klaim teritorialnya.

Pengumuman bersama nama-nama pulau itu pada Minggu (19/4/2020) oleh Kementerian Sumber Daya Alam dan Kementerian Urusan Sipil, dilakukan sehari setelah China mendirikan distrik administratif baru di Pulau Spratly dan Kepulauan Paracel yang berada dalam sengketa perebutan.

Baca juga: Di Tengah Sengketa, China Bangun 2 Distrik Baru di Laut China Selatan

Pemberitahuan ini mencantumkan nama dan koordinat China untuk 80 pulau, terumbu karang, gunung bawah laut, beting (timbunan pasir atau endapan lumpur di laut) dan punggung bukit, 55 di antaranya di bawah permukaan air.

China terakhir kali merilis daftar seperti itu pada 1983, ketika menyebutkan 287 fitur geografis di seluruh jalur air yang disengketakan.

Dilansir dari AFP Selasa (21/4/2020), Beijing telah berulang kali menegaskan kedaulatannya di Laut China Selatan meski ada klaim juga dari Vietnam, Taiwan, Malaysia, dan negara lain.

Baca juga: China Minta AS Berhenti Menyalahkan Mereka atas Wabah Virus Corona

"Tidak ada negara yang dapat mengklaim kedaulatan fitur bawah air, kecuali itu berada dalam jarak 12 mil (19,3 kilometer) dari daratan."

"Jadi apakah China tidak mengetahui hal ini atau dengan sengaja coba membatalkan hukum internasional," kata Bill Hayton pakar dari Chatham House, sebuah lembaga yang mempelajari isu internasional.

"China telah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), yang sangat jelas tentang apa yang bisa dan tidak bisa diklaim negara sebagai wilayah."

"Namun China tampaknya menentang UNCLOS dengan menetapkan kedaulatan di tempat-tempat yang sangat jauh."

Baca juga: Setelah China, 15 Negara Ini Juga Mulai Longgarkan Lockdown

Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah meningkatkan klaim teritorialnya di Laut China Selatan dengan membangun pulau-pulau buatan dan menempatkan kekuatan militer, menjadikannya titik awal ketegangan geopolitik.

Akhir pekan lalu China membuat Vietnam geram usai mengumumkan bahwa Pulau Paracel dan Spratly, Macclesfield Bank dan perairan sekitarnya akan dikelola di bawah 2 distrik baru kota Sansha, yang dibuat China di dekat Pulau Woody pada 2012.

Vietnam mengklaim langkah itu "secara serius melanggar" kedaulatan wilayahnya di area tersebut.

Baca juga: Kapal Nelayannya Ditenggelamkan, Vietnam Protes kepada China

Menanggapi hal itu, Kementerian Luar Negeri China pada Selasa mengatakan, Pulau Spratly dan Paracel adalah "wilayah bawaan" dan klaim Vietnam "ilegal".

Awal bulan ini Vietnam mengajukan pengaduan resmi ke China dan PBB, yang mengatakan Beijing secara ilegal menenggelamkan kapal nelayan di dekat Kepulauan Paracel, menewaskan 8 orang di dalamnya.

Amerika Serikat lalu memperingatkan China untuk tidak mengambil keuntungan dari pandemi Covid-19 dengan menegaskan kedaulatannya di Laut China Selatan.

Baca juga: Kanselir Jerman Minta China Transparan soal Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com