Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi Covid-19, WNI di Australia Temukan Peluang Baru

Kompas.com - 18/04/2020, 17:14 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Ketika banyak sektor perekonomian lesu akibat pandemi Covid-19, sejumlah WNI di Australia menemukan peluang kerja baru.

Mereka yang awalnya kehilangan pekerjaan, kini tetap bisa menyambung hidup berkat beberapa cara yang bisa menjadi sumber penghasilan baru. Baik meneruskan bisnis yang terhenti atau memanfaatkan hobi.

Angelin Kristanti misalnya. Tiga minggu yang lalu ia kehilangan pekerjaan sebagai manajer media sosial di sebuah perusahaan audio Sydney, tapi kini telah memiliki pekerjaan baru di bidang kuliner.

Dilansir dari ABC News, Angelin mengaku tidak pernah berdagang sebelumnya tapi dia memberanikan diri untuk berjualan sate taichan.

Baca juga: 2 Pelajar Asal China di Australia Dipukuli dan Alami Diskriminasi Rasial

Angelin dikenal hobi memasak, dan ada yang mengatakan masakannya enak.

"Jadi (terpikir untuk) masak (dan jual) sate taichan saja, karena belum ada yang menjual," kata Angelin kepada ABC Indonesia.

Dalam wawancara pada Kamis (16/4/2020), perempuan asal Jakarta itu mengaku sudah menerima pesanan 75 tusuk sate yang akan didistribusikan akhir pekan ini.

"Sejauh ini (penjualannya) lumayan, apalagi untuk yang baru mulai," kata Angelin.

Baca juga: Warga Australia Percaya Pemerintahnya Tapi Curiga Antar Sesamanya

Robin, WNI di Australia yang menawarkan jasa dog walker untuk mencari penghasilan tambahan selama pandemi virus corona.ABC Indonesia/Istmewa Robin, WNI di Australia yang menawarkan jasa dog walker untuk mencari penghasilan tambahan selama pandemi virus corona.
Layanan membawa anjing jalan-jalan

Kisah berbeda dialami Robin, WNI yang berkecimpung di investasi saham. Di tengah pandemi virus corona ia mendapat penghasilan tambahan berkat menjadi dog walker atau pembawa anjing jalan-jalan.

Peluang ini didapatnya setelah berpikir warga tidak terlalu ingin keluar rumah karena aturan social distancing.

"Di daerah sini banyak sekolah dan taman. Dari pagi, siang, hingga sore banyak anjing yang lewat di sini. Jadi saya tawarkan saja pemiliknya satu-satu," kata Robin yang juga memelihara seekor anjing.

Dari pekerjaan barunya ini, Robin menerima pendapatan tambahan kurang lebih sebesar 100 dollar Australia (Rp 980.000) sehari.

Baca juga: Angka Penularan Terus Menurun, Australia Tetap Perluas Tes Virus Corona

"Kalau setiap hari lumayan karena saya sendiri punya anjing dan harga makanannya cukup mahal karena tidak mau makan makanan anjing."

Arifin Lai kembali menekuni bisnis lawasnya sebagai konsultan nutrisi dan kesehatan, setelah pandemi Covid-19 menerpa Australia.ABC Indonesia/Istimewa Arifin Lai kembali menekuni bisnis lawasnya sebagai konsultan nutrisi dan kesehatan, setelah pandemi Covid-19 menerpa Australia.
Kembali ke bisnis pribadi

Beda Angelin dan dan Robin, beda pula Arifin Lai. Ia memutuskan untuk menekuni bisnis lawasnya sebagai konsultan nutrisi dan kesehatan.

Arifin sebelumnya bekerja di kafe dan restoran di Sydney, yang membuatnya tidak banyak waktu untuk melakukan usahanya tersebut.

"Sebenarnya saya sudah mulai menjalankan (usaha ini), tapi karena pekerjaan (di kafe dan restoran) menyita waktu, saya tidak punya banyak waktu untuk fokus," kata Arifin.

Menurut pria yang sudah 5 tahun tinggal di Sydney ini, usahanya di bidang konsultasi nutrisi dan kesehatan telah berjalan lebih baik sejak pandemi berlangsung.

Baca juga: Di Australia, Dompet Dhuafa Bagi-bagi Makanan ke Ratusan Tunawisma

"Justru permintaan (di usaha saya) semakin tinggi. Karena dengan adanya pandemi ini orang-orang lebih fokus dan lebih concerned (menaruh perhatian lebih) menjaga kesehatan."

Arifin berharap ketika pandemi berakhir, pendapatan dari bisnisnya bisa melebihi pekerjaan lamanya di bidang hospitality.

Belajar dari pengalamannya, ia menekankan pentingnya untuk selalu menyiapkan rencana lain dalam segala hal.

"Semua orang seharusnya memiliki back-up plan (rencana cadangan) untuk menghadapi hal yang tidak bisa kita prediksi seperti pandemi ini."

Baca juga: Mahasiswa Indonesia di Australia Belum Mau Pulang, Bertahan Hidup dengan Sisa Tabungan

Dampak pandemi Covid-19 juga telah mengajarkan banyak hal baru bagi Angelin yang mengaku telah meninggalkan zona nyamannya dengan berjualan sate.

"Salah satunya untuk buang gengsi," kata Sarjana Psikologi dari University of Technology Sydney ini kepada ABC News.

"Seperti teman saya yang menjadi cleaner atau tukang bersih-bersih, saya juga dulu tidak pernah terpikir akan berjualan makanan."

Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Calon Polisi Australia Berpesta di Asrama

Meski sebagai pemegang visa Permanent Resident atau Warga Tetap Australia yang bisa mengakses bantuan pemerintah Australia, Angelin merasa tetap berusaha menggunakan keterampilannya untuk menambah penghasilan.

"Tetap semangat, buang gengsi jauh-jauh, dan kalau punya skills (keterampilan) apapun itu yang positif coba saja dipakai untuk survive (bertahan hidup)."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com