Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Kabar Baik di Tengah Wabah Corona] Pakar Vaksinologi Oxford Yakin Vaksin Siap Awal September

Kompas.com - 11/04/2020, 21:18 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Para peneliti siap memulai uji coba vaksin kepada manusia dalam dua minggu ke depan dengan tim yang bekerja sepanjang waktu untuk mengembangkan vaksin virus corona.

Vaksin untuk Covid-19 dapat siap pada September mendatang, menurut seorang profesor dari Universitas Oxford.

Sarah Gilbert merupakan profesor bidang vaksinologi dan mengatakan bahwa dia 80 persen yakin vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh timnya akan berhasil dan siap untuk awal September mendatang.

Timnya di Oxford adalah bagian dari upaya global untuk menemukan vaksin bagi virus corona yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia berdasarkan data Universitas Johns Hopkins.

Profesor Gilbert mengatakan bahwa uji coba vaksin pada manusia akan dilakukan dalam dua minggu ke depan.

Baca juga: WHO Mendata Laporan Kasus Pasien Sembuh Virus Corona yang Terjangkit Ulang

 

Dia telah bekerja tujuh hari dalam seminggu untuk mendapatkan vaksin yang tepat dengan waktu yang singkat.

Dia mengatakan kepada surat kabar The Times, "Saya pikir, ada peluang besar bahwa usaha ini akan berhasil berdasarkan hal-hal lain yang telah kami lakukan dengan jenis vaksin ini.

Ini bukan hanya dugaan, kami melihat setiap minggu berlalu dan kami memiliki lebih banyak data untuk dilihat. Saya berada yakin 80 persen akan berhasil, itu pandangan pribadi saya."

Dia menambahkan bahwa memiliki vaksin ini siap pada musim gugur adalah "hampir mungkin terjadi jika semuanya berjalan dengan sempurna".

Disamping itu dia memperingatkan bahwa "tidak ada yang bisa menjanjikan itu akan berhasil".

Baca juga: AS Negara Pertama yang Catatkan 2.000 Kematian Covid-19 dalam Sehari

Lockdown di Inggris dapat membuatnya lebih sulit untuk menguji vaksin, karena kontak manusia rendah, sehingga para peneliti harus melakukan uji coba di suatu tempat dengan tingkat penularan yang lebih tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih lebih cepat.

Awal pekan ini, para peneliti di Southampton University mengatakan mereka telah menemukan bahwa virus itu memiliki "perisai yang rendah" artinya vaksin bisa lebih mudah dikembangkan.

Inggris berada di garis depan pendanaan vaksin, dan menggelontorkan dana sebesar 210 juta Euro atau setara dengan Rp 3,6 triliun ke dalam dana internasional bulan lalu, suatu kontribusi terbesar pada saat itu untuk vaksin.

Pemerintah Inggris juga mengatakan akan bersedia membeli jutaan dosis, seandainya uji coba terbukti berhasil.

Namun, terlepas dari optimisme dari Oxford, pengembang vaksin lain mengatakan mungkin sampai satu tahun vaksin baru akan siap sampai didistribusikan.

Baca juga: 19 Petugas Medis NHS Inggris Tewas akibat Virus Corona, Matt Hancock Minta Jangan Salahkan APD

Para menteri telah ditekan untuk menjelaskan perincian strategi agar dapat keluar dari masalah ini.

Pemerintah berusaha melakukan lockdown yang sedang berlangsung saat ini. Para ilmuwan pun mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mempertimbangkan penghapusan lockdown yang tersebar luas.

Disamping itu, jumlah orang yang mati karena virus corona masih terus meningkat. Di Inggris misalnya, sejauh ini berdasarkan catatan Worldometers sebanyak 9.875 orang dinyatakan meninggal karena Covid-19.

Baca juga: Bebas dari Dakwaan Skandal Seks Anak, Kardinal George Pell Tulis Surat. Apa Isinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com