Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kasus Covid-19 di New York Terbanyak di Dunia? Ini Penyebabnya

Kompas.com - 11/04/2020, 12:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

"Kami bahkan tidak berpikir itu akan sama buruknya dengan di negara lain," tambahnya saat itu, dikutip dari AFP.

Setelah banyak keraguan melingkupi, akhirnya Wali Kota New York City Bill de Blasio mengumumkan penutupan sekolah, bar, dan restoran mulai 16 Maret.

Gubernur lalu memerintahkan semua bisnis yang tidak penting untuk ditutup, dan seminggu kemudian penduduk diperintahkan tetap di rumah mulai 22 Maret.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona di New York Lampaui Tragedi 9/11

Para ahli mengatakan, kebijakan ini butuh waktu terlalu lama untuk ditempuh.

"Wali kota dan gubernur saling tarik menarik antara dua kekuatan yang berlawanan."

"Yang satu mengatakan kita harus menutup sekolah dan restoran secepat mungkin, yang lain mengatakan ada banyak konsekuensi ekonomi dan sosial dari menutup semuanya lebih awal," kata Redlener.

"Semua orang mendapat pesan yang bercampur, termasuk dari pemerintah federal, dari (Presiden Donald) Trump," imbuhnya.

Baca juga: Sejumlah Sekolah di New York Dilarang Pakai Zoom

3. Apakah reaksi di negara bagian lain lebih baik?

California negara bagian terpadat di AS, sering dicontohkan sebagai yang terbaik dalam merespons wabah virus corona.

Hingga Jumat (10/4/2020) California mencatatkan total 20.200 kasus dengan 550 korban meninggal.

Pada 16 Maret enam kabupaten di wilayah Teluk San Francisco mengeluarkan perintah untuk tetap di rumah, lalu diikuti secara keseluruhan oleh negara bagian 3 hari kemudian.

Baca juga: Kamar Mayat Hampir Penuh, New York Akan Makamkan Jenazah Korban Covid-19 di Taman

"Satu hal yang saya anggap signifikan adalah bahwa 6 kabupaten tetangga berkumpul dan mengeluarkan perintah (larangan keluar) yang sama, dan mereka melakukannya lebih awal," kata Meghan McGinty seorang doktor di sekolah kesehatan masyarakat Universitas Johns Hopkins.

"Ada konsistensi, berbeda dengan NYC yang mengambil satu kebijakan, lalu Westchester mengambil kebijakan lain, dan Long Island melakukan yang lain," ungkapnya pada kantor berita AFP.

Baca juga: Lima WNI di New York Positif Covid-19, Satu Orang Meninggal

Ada jeda 6 hari antara perintah penutupan sekolah dan perintah agar penduduk tetap di rumah.

"Dalam istilah epidemi, enam hari layaknya satu tahun dan benar-benar dapat membuat perbedaan dalam kontrol dan penyebaran epidemi."

"Jadi saya pikir mungkin bisa dikatakan, dalam retrospeksi, New York menunggu terlalu lama," kata McGinty.

Baca juga: Miliarder China Ini Sumbang 2,6 Juta Masker untuk Kota New York

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com