Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Media Asing tentang Suara Dentuman Gunung Anak Krakatau Meletus

Kompas.com - 11/04/2020, 11:52 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami erupsi pada Jumat malam (10/4/2020). Media asing ikut soroti suara dentuman yang menyertainya.

Media Inggris Daily Mail menuliskan, letusan Gunung (Anak) Krakatau mengeluarkan kepulan asap setinggi 15 kilometer (km) ke udara.

Daily Mail juga mengabarkan adanya suara dentuman keras, yang "terdengar hingga 150 kilometer jauhnya di ibu kota Jakarta sekitar pukul 11 malam waktu setempat".

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, Operasional Bandara Radin Inten II Masih Normal

"Citra satelit mendeteksi 'letusan magmatik besar' dengan kepulan asap setinggi 15 km (47.000 kaki) ke langit."

"Ini diyakini sebagai aktivitas terkuat sejak letusan pada Desember 2018."

"Gunung berapi itu kehilangan lebih dari dua pertiga ketinggiannya setelah ledakan yang memicu tsunami mematikan yang menewaskan 400 orang," tulis Daily Mail selanjutnya.

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, Ini Daftar Gunung Masuk Level Waspada

Media online yang diluncurkan pada 2003 itu kemudian mencantumkan kesaksian para warganet Indonesia, yang mengunggah foto letusan Gunung Anak Krakatau di Twitter.

Salah satu yang dicantumkan adalah dari akun @ayingmaung yang menulis, "Krakatau, We are fighting coronavirus. Please go to sleep (Krakatau, kami sedang melawan virus corona, tolong tidurlah lagi)."

Terkait suara dentuman keras yang hingga kini masih menjadi misteri, Daily Mail mencantumkan kesaksian dari seorang warganet perempuan yang tidak dicantumkan nama akunnya.

"I keep hearing noises here in Indonesia (Aku terus mendengar suara-suara di sini di Indonesia)," tulis warganet tersebut.

Baca juga: Soal Suara Dentuman Misterius, Berikut Analisis dari Ahli Vulkanologi

Media Rusia Sputnik News turut menyoroti letusan GAK semalam. Beritanya juga menunjukkan ini letusan terbesar sejak Desember 2018 yang saat itu memicu tsunami.

Data yang dicantumkan Sputnik sedikit berbeda dengan Daily Mail. Di Sputnik disebutkan kepulan asap setinggi 14 km, yang mereka lansir dari pemberitaan Newshub.

Tangkapan layar pemberitaan erupsi Gunung Anak Krakatau dari Sputnik News, Sabtu (11/4/2020).sputniknews.com Tangkapan layar pemberitaan erupsi Gunung Anak Krakatau dari Sputnik News, Sabtu (11/4/2020).
"Erupsi dari gunung api ternama, yang terletak di antara Pulau Jawa dan Sumatra di provinsi Lampung, dilaporkan dimulai pada 10.35 malam waktu setempat," tulis Sputnik berikutnya.

Baca juga: BMKG: Erupsi Gunung Anak Krakatau Tak Picu Potensi Tsunami

Kemudian dari kesaksian warganet, Sputnik mencantumkan tweet dari akun @yasellatuan yang menuliskan "Krakatau tidak berhenti erupsi selama 2 jam beruntun."

Dokumentasi lain yang diunggah warganet juga dicantumkan oleh Sputnik, seperti video rekaman CCTV yang diunggah akun @nantibaliklagi.

Sebagai penutup berita, media yang didirikan di Moskwa pada 2014 ini menuliskan letusan terbesar Krakatau di era modern terjadi pada 1883.

"Ledakan besar itu mengeluarkan suara yang terdengar ratusan mil jauhnya, membentuk tsunami yang menjulang setinggi 42 meter di beberapa tempat, dan menciptakan awan abu setinggi 80 km (260.000 kaki) yang menghitamkan langit di sekeliling Bumi selama beberapa tahun," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com