Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja 15 Tahun Jadi Korban Meninggal Covid-19 Ketiga di Pedalaman Amazon

Kompas.com - 11/04/2020, 10:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BRASILIA, KOMPAS.com - Seorang remaja laki-laki suku Yanomami di hutan Amazon, Brasil, meninggal akibat penyakit Covid-19.

Kabar ini diumumkan pihak berwenang pada Jumat (10/4/2020), dan langsung menimbulkan kekhawatiran bagi penghuni hutan Amazon karena rentan terkena penyakit.

Kantor berita AFP mengabarkan, remaja berusia 15 tahun itu adalah kasus pertama virus corona di suku Yanomami.

Baca juga: Brasil Umumkan Kasus Pertama Virus Corona di Kelompok Etnis Hutan Amazon

Sejak seminggu yang lalu ia dirawat di rumah sakit, lalu dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) di Boa Vista, ibu kota negara bagian Roraima.

Dia meninggal karena komplikasi pernapasan parah pada Kamis malam (9/4/2020), kata Kementerian Kesehatan Brasil dalam sebuah pernyataan.

Masyarakat adat yang terisolasi di hutan hujan Amazon sangat rentan terhadap penyakit yang dibawa dari luar.

Baca juga: Cerita Kepala BKPM Usir Pimpinan Amazon gara-gara Ini...

Kelompok hak asasi Yanomami mengatakan, remaja itu sudah memberi tahu banyak penduduk asli lainnya setelah ia mulai menunjukkan gejala.

Asosiasi Hutukara menyalahkan "perawatan medis yang tidak memadai" atas kematian remaja tersebut.

Mereka mengungkapkan, remaja itu sudah dua minggu lebih tanpa diagnosis yang tepat sejak pertama kali ke rumah sakit untuk memeriksakan gejala pernapasan.

Baca juga: Hutan Hujan Amazon Akan Hadapi Titik Kritis, Ini Prediksi Ilmuwan

Asosiasi Hutukara juga mendesak pemerintah untuk menindak penambang emas ilegal di tanah adat, yang diyakini sebagai sumber penularan virus corona.

Hutukara lalu menuturkan, remaja tersebut sedang belajar menjadi guru di cagar alam Boqueirao.

Dia menjadi orang pribumi ketiga di Brasil yang nyawanya melayang akibat virus corona, menurut surat kabar Globo. Sebelumnya dua korban lainnya berasal dari suku Borari dan Muru.

Baca juga: Twitter Hapus Video Kontroversial Presiden Brasil yang Sindir Aturan Social Distancing

Setidaknya 8 pasien dari 5 etnis telah dinyatakan positif virus corona, menurut pemberitaan Globo.

Wabah besar di antara masyarakat adat akan menjadi "genosida", kata Katia Brasil, editor di kantor berita Amazonia Real, yang ahli dalam permasalahan masyarakat Amazon.

Kemudian seorang pemimpin Yanomami bernama Dario Yawarioma mengatakan, "Penyakit ini sangat berbahaya bagi kami. Ini hari yang sangat menyedihkan bagi Yanomami."

Baca juga: Virus Corona Bisa Musnahkan Masyarakat Adat Amazon, Ahli Peringatkan

Brasil memiliki sekitar 800.000 penduduk asli dari 300 lebih kelompok etnis.

Sebanyak 27.000 di antaranya adalah suku Yanomami, yang terkenal dengan cat wajah dan tindikannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com