Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2020, 19:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor


KOMPAS.com - Wabah virus corona di seluruh dunia telah merenggut puluhan ribu nyawa. Pandemi ini juga diklaim dapat memusnahkan masyarakat adat, salah satunya di Brasil.

Seperti melansir dari BBC Indonesia, Senin (6/4/2020), para pakar kesehatan mengungkapkan masyarakat adat di wilayah Amazon dan tempat lain di Brasil berada dalam bahaya karena wabah virus SARS-CoV-2.

Penyakit pernapasan sudah menjadi penyebab utama kematian bagi masyarakat adat.

Sejauh ini, wabah virus corona di Brasil telah menginfeksi sekitar 6.000 orang dan sebanyak 240 orang tewas akibat penyakit Covid-19 ini.

Infeksi awal virus corona di negeri Samba ini dikonfirmasi pertama kali di kawasan industri Sao Paolo.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Wuhan Dijuluki Kota Zombi dan Diisolasi

Namun, virus itu kini telah menyebar ke seluruh negeri, termasuk ke wilayah adat di lembah Amazon.

Kasus pertama di antara masyarakat adat tercatat di negara bagian Amazonas.

"Ada risiko yang luar biasa dari virus yang menyebar di masyarakat dan (dapat) memusnahkan (komunitas) mereka," kata Sofia Mendonça, seorang peneliti di Universitas Federal São Paulo (Unifesp).

Mendonça merupakan koordinator proyek kesehatan di antara masyarakat adat di lembah sungai Xingu di hutan hujan Amazon.

Baca juga: Cegah Virus Corona China, Terawan Imbau Masyarakat Lakukan Ini

Kondisi pandemi Covid-19 ini dikhawatirkan bisa memiliki dampak yang mirip dengan wabah besar sebelumnya, yakni dari penyakit pernapasan yang sangat menular seperti campak.

Sebab. pada tahun 1960-an, wabah campak di antara anggota suku Yanomami yang tinggal di dekat perbatasan Venezuela telah menewaskan 9 persen dari mereka yang terinfeksi.

"Semua orang sakit, dan Anda kehilangan semua orang tua, kearifan lokal dan organisasi sosial mereka. Ini kacau," kata Mendonça.

Sedangkan terkait Covid-19, Mendonça menambahkan beberapa masyarakat adat berencana memecah kelompok-kelompok kecil dan mencari perlindungan di dalam hutan.

Mendonça mengatakan itu merupakan upaya masyarakat adat untuk menghindari kepunahan selama epidemi terakhir.

"Mereka akan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk berburu dan memancing dan akan mendirikan kemah, menunggu di sana sampai debu mengendap," kata Mendonça.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com