Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Covid-19, Paskah di Yerusalem Terasa Muram

Kompas.com - 10/04/2020, 21:47 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

YERUSALEM, KOMPAS.com -  Christian Sawsan Bitar seorang warga dari Palestina berupaya untuk menyelamatkan normalitas suasana Paskah yang dibayangi oleh wabah virus corona.

Bitar meletakkan telur Paskah di atas meja dan seekor kelinci mainan di atas meja rias, tentu dengan beberapa dekorasi.

Di kawasan Kristen Kota Tua Yerusalem yang disebut Bitar sebagai "rumah", jalanan sepi dan sebagian besar toko tutup selama dua minggu karena wabah virus corona.

Semua situs budaya di Kota Suci ditutup, terlepas dari apa pun afiliasi agama mereka, karena pihak berwenang berusaha untuk mencegah penyebaran penyakit pernapasan yang tinggi penularan itu.

Orang-orang Kristen dicegah untuk berkumpul dalam kebaktian Paskah. Pun untuk Minggu Paskah yang dialami Bitar dan sesamanya yang beragama Katolik.

Baca juga: Wabah Covid-19, Seniman Inggris Buat Kolase Foto Tenaga Medis Sebagai Bentuk Apresiasi

 

Begitu juga untuk mereka Kristen Ortodoks yang pada seminggu ke depan tepatnya pada 19 April akan merayakan natal.

Meski terjadi peperangan dan perlawanan, Gereja the Holy Sepulchre, yang dibangun di atas situs di mana umat Kristen percaya bahwa Yesus telah disalib dan dibangkitkan kembali, sejauh ini tidak ditutup selama Paskah. Hal ini dikonfirmasi oleh sejarawan Palestina, Johnny Mansour.

Hal itu sudah dilakukan setidaknya selama satu abad. The Sepulchre anggap sebagai situs paling suci dalam agama Kristen.

Namun, untuk Misa Jumat Agung kali ini terpaksa dirayakan di balik pintu tertutup.

Biasanya, ribuan orang memperingati penyaliban Yesus pada Jumat Agung dengan prosesi penandaan 14 Stasiun Salib, rute yang diyakini orang Kristen saat Yesus berjalan sambil memikul salibnya sebelum dihukum mati.

Baca juga: Lockdown India: Polusi Berkurang, Himalaya pun Bisa Dipandang

Namun tahun ini, hanya empat orang yang melakukan prosesi di bawah pengawasan ketat polisi Israel dengan jalanan sempit di Kota Tua yang sebagian besar sepi.

Polisi banyak dikerahkan untuk memantau dan menegakkan aturan social distancing yang ketat di negara itu.

Kepolisian bahkan memberikan denda kepada salah satu wartawan yang tidak menghormati aturan jarak dua meter. Hal ini dikonfirmasi oleh wartawan media Perancis AFP di tempat kejadian.

Bitar yang sudah berusia 60 tahun merasa "tertekan" karena tak bisa merayakan Paskah di gereja.

Sementara Israel yang menduduki Yerusalem timur dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian mencaplok wilayah Palestina dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional telah mengonfirmasi lebih dari 10.000 kasus infeksi virus corona di wilayah mereka, dengan 92 angka kematian.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com