Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Kabar Baik di Tengah Wabah Corona] Uji Coba Vaksin Kedua Dilakukan di Amerika Serikat

Kompas.com - 10/04/2020, 16:35 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON D. C, KOMPAS.com - Peneliti AS telah melakukan uji coba keamanan vaksin virus corona yang kedua kalinya kemarin Rabu (8/4/2020).

Metode kali ini adalah suntikan yang lebih dalam di bawah permukaan kulit.

Seorang peneliti mengatakan kepada relawan yang dites vaksin, "cubitan (pada kulit) ini harusnya terasa seperti tes kulit sederhana."

Dr John Ervin dari pusat penelitian farmasi mengatakan pada asosiasi media bahwa uji vaksin kedua tersebut adalah uji coba penting kedua.

Baca juga: Hindari Gelombang Kedua Virus Corona, Italia Perpanjang Lockdown sampai 3 Mei

Uji coba kali ini dilakukan menggunakan kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Farmasi Inovio.

Salah satu bagian dari pencarian perlindungan global yang paling dibutuhkan dalam melawan virus yang kini telah berdampak pada sektor perekonomian karena membuat banyak orang terkurung dalam aturan lockdown.

Sebelumnya uji coba pertama dilakukan di Seattle. Vaksinnya dikembangkan oleh Lembaga Kesehatan Nasional AS.

Sekitar dua per tiga dari partisipan telah mendapatkan satu dari dua dosis yang dibutuhkan.

Studi Inovio diatur untuk menguji dua dosis vaksin dengan kode INO-4800 kepada 40 relawan di laboratorium penelitian kota Kansas dan Universitas Pennsylvania.

Baca juga: Wabah Corona di Jerman, Kanselir Angela Merkel Optimis namun Berhati-hati

Inovio sendiri bekerja sama dengan peneliti China yang juga telah melakukan studi serupa di China sesegera mungkin.

Kajian awal studi ini merupakan tahap pertama untuk melihat apakah vaksin tampak cukup aman untuk tes dalam skala lebih besar dan untuk membuktikan apakah vaksin itu akan memberikan perlindungan.

Walau pun penelitian berjalan mulus, hasilnya baru bisa diharapkan lebih dari setahun sebelum hadirnya vaksin lain.

Puluhan vaksin potensial sedang dirancang di laboratorium di seluruh dunia. Vaksin-vaksin tersebut diharapkan dapat memulai proses uji coba selama beberapa bulan ke depan.

"Hal baiknya adalah kita punya banyak kandidat," kata Dr Anthony Fauci, kepala penyakit menular NIH.

Baca juga: Ratusan Pesertanya Terjangkit Corona, Tablighi Jamaat Disorot Tajam

 

Dia mengatakan hal itu selama podcast untuk Journal of American Medical Association pada Rabu (7/4/2020).

Sebagian besar vaksin yang sedang dikembangkan memiliki target yang sama yaitu fokus pada lonjakan protein yang mengikat permukaan virus dan membantunya menyerang sel manusia.

Namun banyak yang bekerja dengan cara yang sangat berbeda, sehingga penting untuk menguji opsi yang berbeda pula.

Peneliti Inovio mengemas bagian dari kode genetik virus di dalam sepotong DNA sintetis. Disuntikkan sebagai vaksin, sel bertindak sebagai pabrik mini untuk menghasilkan salinan protein yang tidak berbahaya.

Sistem kekebalan membuat antibodi pelindung terhadap mereka - terutama jika virus yang sebenarnya datang.

Baca juga: AS Kritik WHO, Anggap Hiraukan Peringatan Dini Virus Corona dari Taiwan

Kepala penelitian dan pengembangan Inovio, Kate Broderick mengibaratkan dengan memberikan tubuh sebuah poster orang yang dicari FBI sehingga dapat mengenali musuh.

Tetapi setelah suntikan atauu injeksi sedalam kulit, peneliti harus memegang perangkat di tempat yang memberikan sedikit sengatan listrik.

"DNA sintetis itu besar dalam hal penetrasi sel manusia, dan nadi membantu vaksin lebih mudah menembus dan mulai bekerja," jelas Broderick.

Vaksin DNA adalah teknologi baru. Tetapi Inovio memiliki vaksin eksperimental terhadap penyakit lain yang dibuat dengan cara yang sama dan telah lulus uji keamanan awal.

Baca juga: 150 Anggota Kerajaan Arab Saudi Terinfeksi Covid-19, Bagaimana dengan Raja Salman?

Dr Pablo Tebas dari Universitas Pennsylvania mengatakan bahwa setidaknya ada satu petunjuk entah bagaimana injeksi di bawah permukaan kulit mempercepat pengembangan pelindung bagi sistem kekebalan tubuh.

Kandidat vaksin NIH, yang diproduksi oleh Moderna Inc sebelumnya, bekerja dengan cara yang sama.

Bedanya, vaksin tipe ini menggunakan sejenis kode genetik yang disebut messenger RNA dan disuntikkan lebih dalam yaitu ke dalam otot.

Baik vaksin potensial NIH maupun Inovio dibuat menggunakan virus yang sebenarnya, yang berarti tidak ada kemungkinan terinfeksi dari vaksin.

Dan dimungkinkan untuk membuat jauh lebih cepat daripada suntikan tradisional.

Baca juga: Gencatan Senjata Arab-Houthi: Antara Keraguan dan Harapan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com