Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik tawaran gencatan senjata dan mendesak pemerintah serta Houthi untuk melakukan negosiasi.
Sebelumnya Guterres juga sudah menyerukan "gencatan senjata global segera" untuk membantu mencegah bencana bagi orang-orang rentan di zona konflik.
"Hanya melalui dialog para pihak dapat menyepakati mekanisme untuk mempertahankan gencatan senjata nasional, kemanusiaan, dan langkah-langkah pembangunan kepercayaan ekonomi," ucap Guterres dikutip dari AFP.
Ia pun menekankan langkah tersebut untuk mengurangi penderitaan rakyat Yaman, dan memulai kembali proses politik untuk mencapai penyelesaian yang komprehensif untuk mengakhiri konflik.
Baca juga: Rusia Bertemu Arab Saudi Besok, Harga Minyak Dunia Naik 5,5 Persen
Gencatan senjata dilakukan ketika Arab Saudi terhuyung akibat jatuhnya harga minyak.
Media AFP menyebut, Arab berupaya lepas dari konflik yang menelan banyak biaya dan menewaskan puluhan ribu orang Yaman, yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sistem perawatan kesehatan Yaman yang rusak sejauh ini tidak mencatatkan satu pun kasus Covid-19, tetapi kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan bahwa jika nantinya terjadi kasus, maka akan jadi bencana besar.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit turut memuji tawaran gencatan senjata sebagai "kesempatan langka" untuk menghentikan pertumpahan darah di Yaman.
Baca juga: Siapkan Rp 6,8 Triliun, Putra Mahkota Arab Saudi Bakal Beli Klub Liga Inggris
Tensi antara kedua kubu akhir-akhir ini meningkat lagi antara pasukan Houthi dan pasukan pemerintah Yaman yang didukung Riyadh, di sekitar wilayah Al-Jouf dan Marib, mengakhiri jeda selama berbulan-bulan.
Di akhir Maret, pertahanan udara Arab menggagalkan serangan rudal Houthi di atas Riyadh dan kota perbatasan Jizan. Sebanyak dua warga sipil terluka dalam serangan tersebut.
Itu adalah serangan besar pertama di Arab Saudi sejak Houthi menawarkan gencatan senjata pada September 2019, setelah menyerang instalasi minyak Arab Saudi.
Kemudian pekan lalu koalisi melakukan beberapa serangan udara di ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak, sebagai balasan atas serangan rudal tersebut.
Baca juga: Uni Emirat Arab Perpanjang Penutupan dan Disinfeksi Ruang Publik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.