Namun, dia dengan cepat membuat dirinya kontroversi dengan merekomendasikan diktator Afrika, Robert Mugabe sebagai Goodwill Ambassador WHO.
Rekomendasi itu dilakukannya di tengah tuduhan bahwa dia berusaha membayar bantuan yang diberikan selama pemilihan.
Baca juga: Dirawat di ICU karena Virus Corona, PM Inggris Boris Johnson Sudah Bisa Duduk
Ada laporan bahwa langkah itu juga dimaksudkan untuk memberi penghargaan kepada China, seorang pendukung lama Mugabe, karena menggunakan pengaruhnya untuk membuatnya terpilih.
The Times menambahkan, "China memuji model pembangunan otoriter rezim Ethiopia, yang berkuasa di bawah kekuasaan darurat dan telah meletakkan protes pro-demokrasi."
Selama pemilihan umum 2017 itu sendiri, beberapa kelompok di Ethiopia menentang penunjukan Dr Tedros karena hubungannya dengan TPLF dan tuduhan bahwa mereka membungkam wartawan dan menekan minoritas.
Dr Tedros juga dituduh menutupi tiga wabah kolera terpisah pada 2006, 2008 dan 2011 dengan salah melaporkannya sebagai 'diare berair'.
Hal itu merupakan tuduhan yang dia anggap sebagai 'kampanye kotor' oleh saingannya dari Inggris.
Baca juga: WNI Terpapar Covid-19 di Singapura Melonjak Menjadi 45 Pasien
Setelah pemilihannya ke WHO, Dr Tedros berjanji untuk mereformasi organisasi dengan memberikan penekanan pada perawatan kesehatan universal di pusatnya sementara juga meningkatkan pendanaan.
Catatan pendanaan PBB lebih lanjut menunjukkan bahwa, selama masa jabatannya, kontribusi yang dinilai untuk WHO oleh China juga telah meningkat secara signifikan.
Dari sekitar 23 juta dollar AS (Rp 366 milliar) pada 2016 menjadi 38 juta dollar AS (Rp 605 milliar) pada 2019.
China juga telah berkomitmen untuk pendanaan lebih lanjut sebanyak 57 juta dollar AS (Rp 907 milliar) pada 2020, meskipun belum memenuhinya.
Sementara itu, pendanaan dari negara-negara besar dunia lainnya termasuk AS, Rusia, Jepang, dan Jerman, sebagian besar tetap datar atau bahkan jatuh pada periode yang sama.
Kontribusi yang dinilai hanya sekitar seperempat dari anggaran WHO, sisanya berasal dari sumbangan.
Baca juga: Trump Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Menambang Bulan
Kritik terbaru terhadap WHO dan khususnya Dr Tedros, berasal dari penanganannya terhadap pandemi virus corona. Khususnya kedekatan yang dirasakan pihak luar WHO antara WHO dengan pihak berwenang di Beijing, China.
Dr Tedros sendiri mengunjungi Beijing pada Januari 2020 dan berbicara dengan Presiden Xi Jinping tentang tanggapan negara itu.