Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Menambang Bulan

Kompas.com - 09/04/2020, 15:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Di tengah wabah virus corona, Presiden AS Donald Trump dilaporkan meneken perintah eksekutif untuk menambang Bulan.

Berdasarkan dokumen yang dirilis Gedung Putih, keputusan itu menolak perjanjian global pada 1979, yang dikenal sebagai Traktat Bulan.

Merujuk kepada kesepakatan tersebut, segala bentuk aktivitas di luar angkasa harus sesuai dengan hukum dan perjanjian internasional.

Baca juga: Trump Ingin Ciptakan Pasukan Luar Angkasa AS

"Rakyat Amerika punya hak untuk melakukan eksplorasi komersial, pemulihan, dan penggunaan sumber daya di angkasa luar." Demikian keterangan dalam dokumen itu.

AS mengklaim, angkasa luar adalah domain yang unik secara hukum. Jadi, mereka tidak menganggapnya sebagai milik seluruh dunia.

Dilansir Sky News Rabu (8/4/2020), Rusia mengecam langkah Washington, dengan menyebut mereka berusaha melakukan "privatisasi luar angkasa".

Tetapi dalam pandangan AS, traktat 1979 hanya ditandatangani oleh 17 dari 95 negara yang menjadi anggota dalam komite PBB.

Scott Pace dari Dewan Luar Angkasa Nasional dalam rilis resmi menyatakan, mereka bersiap menempatkan manusia baik di Bulan maupun Mars.

"Perintah Eksekutif ini menetapkan kebijakan AS dalam memanfaatkan sumber daya, seperti air dan mineral, dalam rangka pengembangan komersial," paparnya.

Badan Luar Angkasa Rusia, Roscosmos, menuding Trump sengaja membuat basis di luar angkasa untuk mengambil alih planet lain.

Baca juga: AS Bentuk Pasukan Luar Angkasa untuk Tangkal Rusia dan China

"Upaya menguasai luar angkasa dan rencana agresif merebut planet lain tidak sejalan dengan jalur kerja sama dengan negara lain," terang Roscosmos.

Kerja sama dua negara di bidang luar angkasa terus berlanjut, mesi keduanya saling tuding mulai dari isu intervensi Pilpres AS hingga Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan, segala bentuk upaya privatisasi luar angkasa tak dibenarkan. "Meski saya tak bisa menyebut apa langkah mereka benar demikian."

Keputusan eksekutif itu sejalan dengan sikap pemerintahan Trump mengenai pertambangan domestik, dengan menurunkan kebijakan perlindungan lingkungan meski dikecam.

Selain itu, perintah eksekutif yang ditandatangani presiden 73 tahun itu juga selaras dengan ketertarikannya akan luar angkasa.

Desember tahun lalu, dia meluncurkan Pasukan Luar Angkasa sebagai cabang baru militer AS. Dia menyatakan angkasa sebagai "medan perang baru".

Baca juga: Trump Tandatangani Aturan Pembentukan Pasukan Luar Angkasa AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com