Ketika jumlah kasus turun, para pembuat kebijakan berjuang merevitalisasi ekonomi yang hampir lumpuh akibat lockdown 2 bulan.
Pemerintah mendorong bisnis dan pabrik buka lagi, demi memacu kebangkitan ekonomi yang telah mati suri selama 2 bulan terakhir.
Baca juga: Update Covid-19 di Asia: Wuhan Mulai Hidup Lagi | Brunei Umumkan Kematian Pertama
Meski jumlah kasus terun menurun, tetapi pemerintah China tetap mewaspadai gelombang kedua virus corona yang berasal dari kasus impor.
Kebanyakan di antara kasus impor adalah pelajar China yang pulang dari luar negeri.
Negeri "Tirai Bambu" memangkas jumlah penerbangan internasional secara besar-besaran mulai Minggu (29/3/2020) untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Baca juga: Virus Corona, China Bakal Cabut Lockdown Wuhan pada 8 April
Imbasnya, rata-rata kedatangan harian di bandara minggu ini sekitar 4.000 orang, turun dari 25.000 penumpang minggu sebelumnya.
Data tersebut diungkapkan oleh seorang petinggi Administrasi Penerbangan Sipil China pada konferensi pers di Beijing, Senin (30/3/2020).
Pembukaan kembali tempat kerja juga memicu kekhawatiran tentang kemungkinan kasus infeksi lokal.
Baca juga: Cerita Pengalaman Relawan Menjalani Uji Coba Vaksin Corona di Wuhan
Sebab para carrier yang tidak menunjukkan gejala atau sangat minim gejala, justru bisa menularkan virus.
Bagian barat laut provinsi Gansu melaporkan kasus baru, yaitu seorang pendatang dari provinsi Hubei yang bisa melakukan perjalanan pulang berkat "kode sehat".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.