NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India telah mengalokasikan dana stimulus ekonomi sebesar 22,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 362 triliun) untuk memberi bantuan pada jutaan warga miskin yang terdampak lockdown.
Dana ini disediakan untuk memberi transfer tunai langsung, dan memastikan langkah-langkah keamanan pangan, dalam upaya menahan pandemi virus corona.
Dilansir dari Aljazeera, paket stimulus ekonomi ini diumumkan pada Kamis (26/3/2020) atau dua hari setelah lockdown diterapkan di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa tersebut.
Baca juga: 1,3 Miliar Rakyat Kena Lockdown Virus Corona, PM India Minta Maaf
Sebab, dampak lockdown telah memicu kendala pasokan barang-barang penting dan panic buying, membuat warga miskin dan pekerja harian paling rentan terkena risiko.
Pemerintah berencana mendistribusikan 5 kilogram (kg) gandum atau beras untuk setiap orang secara gratis tiap bulan, dengan tambahan 1 kg untuk setiap keluarga berpenghasilan rendah.
Pemerintah juga akan menyediakan makanan ke sekitar 800 juta warga miskin selama 3 bulan ke depan.
Baca juga: Belum Sampai Seminggu Terapkan Lockdown, Kekacauan Terjadi di India
Bantuan juga akan diberikan berupa tabung gas memasak secara gratis ke 83 juta keluarga miskin.
Transfer tunai satu kali akan diberikan ke 30 juta warga lanjut usia (lansia) sebesar 13,31 dollar AS (sekitar Rp 213.000).
Lalu untuk 200 juta wanita miskin, mendapat 6,65 dollar AS (sekitar Rp 106.000) per bulan selama 3 bulan ke depan.
Baca juga: India Lockdown, Pria Ini Bersepeda 12 km Gendong Istrinya yang Terluka
"Kami tidak ingin ada yang kelaparan," kata Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman dalam konferensi pers.
Pemerintah juga mengalokasikan dana 66.000 dollar AS (sekitar Rp 1 miliar) untuk asuransi kesehatan setiap pekerja kesehatan di garis depan.
Mulai dari dokter, perawat, dan paramedis, hingga mereka yang terlibat dalam layanan sanitasi.
Baca juga: Covid-19, Pakar India Peringatkan Penularan Massal jika Lockdown Dilanggar
Akan tetapi, beberapa ekonom mengatakan rencana itu mungkin tidak cukup untuk mengatasi kebutuhan warganya, karena lockdown bisa merugikan India dalam hal pertumbuhan ekonomi.
"Pengumuman baru terkait transfer tunai tampaknya relatif sederhana pada tahap ini," ujar Aditi Nayar, seorang ekonom di lembaga pemeringkat kredit ICRA, dikutip dari Aljazeera.
Pertumbuhan ekonomi India turun jadi 4,7 persen pada kuartal terakhir 2019 (Oktober-Desember), terendah dalam lebih dari 6 tahun.
Baca juga: Cerita Dokter, Perawat dan Pramugari di India Ditolak Warga Karena Khawatir Virus Corona