Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Ilmuwan Korsel Ciptakan Kloning Serigala Pertama di Dunia

Kompas.com - 26/03/2020, 16:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Teknik pembuatan

Dalam percobaannya, DNA dari sel-sel serigala betina dewasa yang dibiakkan di kebun binatang luar Seoul ditempatkan ke dalam 251 telur yang diambil dari anjing betina, di mana materi genetik telah dihilangkan.

Sel-sel ini kemudian ditanamkan ke 12 ibu pengganti, semuanya adalah serigala peliharaan. Dua anak serigala kemudian lahir, dari ibu pengganti yang berbeda.

Teknik ini pada dasarnya sama dengan yang digunakan untuk membuat domba Dolly.

Baca juga: Ini 3 Cara Mengurangi Pengangguran di Indonesia Menurut Hanif Dhakiri

Profesor Lee mengatakan bahwa kloning dapat membantu melestarikan spesies yang terancam punah di alam liar, sedangkan hanya 10 ekor yang bertahan hidup di penangkaran.

"Dalam kasus hewan di ambang kepunahan, sulit untuk melestarikan mereka bahkan dengan inseminasi buatan dengan metode fertilisasi in vitro, karena jumlahnya sangat sedikit," katanya.

"Teknologi transplantasi nuklir yang digunakan dalam kasus ini bisa menjadi cara untuk memulihkan spesien yang terancam punah," lanjut Profesor Lee.

Baca juga: Tenaga Medis yang Berjuang Rawat Pasien Covid-19 Dapat Bantuan Konsumsi

Kelompok Profesor Lee juga memelopori kloning anjing pada Desember 2006, yang diberi nama Bona, Peace, dan Hope.

Snuwolf hanya berusia 3 tahun 10 bulan

Salah satu serigala kloning tersebut, Snuwolf, tidak berumur panjang. Ia mati pada 26 Agustus 2009 di kebun binatang Seoul.

Profesor Shin Nam-shik dari Universitas Nasional Seoul mengatakan, Snuwolf mati karena infeksi dan tidak memiliki masalah kesehatan lainnya.

Baca juga: Pemerintah: Kita Harus Berupaya Keras Cegah Virus Corona dengan Jaga Jarak

Dilansir dari Sydney Morning Herald, dia juga membantah kematian ini terkait dengan teknik kloning yang salah.

Sementara itu Snuwolffy dikabarkan masih hidup pada 2015 lalu, tapi tidak banyak kabar tentangnya sekarang.

Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com