Begitu juga dengan Brian Fallon, peneliti sekaligus penyelidik uji klinis di Columbia University Irving Medical Center.
Apalagi, terdapat enam sampel yang keluar dan tidak dihitung sebagai dampak dari manjurnya pengobatan virus corona yang diberikan.
Tiga dilaporkan mendapat perawatan intensif, satu meninggal, satu keluar dari rumah sakit setelah dinyatakan negatif, dan sisanya keluar karena mual.
Dalam analisanya, Fallon menjabarkan pemberian dosis tinggi Plaquenil dan Z-Pak secara bersamaan bisa menyebabkan "risiko serius cardiac arrhythmias (gangguan ritme jantung)".
Meski begitu, Zhang dan Fallon sepakat, hasil tersebut termasuk menjanjikan, sehingga bisa dipertimbangkan untuk mengobati Covid-19.
Ilmuwan lain seperti mantan Komisioner Badan Obat dan Makanan AS (FDA), Dr Scott Gottlieb, meminta agar uji klinis dalam skala luas diberlakukan.
"Saat ini, tidak ada obat yang terlihat begitu luar biasa dalam uji klinis awal, sehingga kami bisa mengatakan ini sangat menjanjikan," ujar dia dikutip The New York Times.
Baca juga: Dianggap Sembuhkan Corona? Guru Besar Farmasi UGM: Hati-hati, Klorokuin Obat Keras
Meski terdapat beberapa pemberitaan mengenai khasiat klorokuin maupun saat digabungkan dengan azithromycin, bentuk perawatan ini belum disepakati Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Karena itu, meski ada yang bisa didapatkan di pasaran, masyarakat diminta untuk tidak mengupayakan jalan pengobatan sendiri.
Di bawah koordinasi WHO, para peneliti dari berbagai negara terus bekerja untuk mewujudkan penyembuhan bagi penderita Covid-19.
Kompas.com akan terus memberikan perkembangan mengenai hasil penelitian terkait obat bagi virus corona.
Baca juga: Klorokuin Bukan untuk Cegah Corona, Efek Sampingnya Sangat Berbahaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.