Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuka Agama di Timur Tengah Beradaptasi demi Hadapi Virus Corona

Kompas.com - 22/03/2020, 12:48 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

Di Libanon, kepala gerakan Hizbullah yang didukung Iran, Hasan Nasrallah, mendesak warga untuk mematuhi langah-langkah pemerintah.

Baca juga: Hanya dalam Sebulan, Wajah Italia Berubah Drastis karena Wabah Corona

Menurut Hasan, virus corona dapat 'dikalahkan' jika semua orang bertanggung jawab atas peran mereka. Dia juga meminta orang dengan gejala virus corona untuk mengajukan diri.

Beberapa gereja di Libanon, juga mulai menyiarkan misa Minggu secara langsung melalui media sosial.

Ada pun di Israel, pertemuan lebih dari 10 orang telah dilarang. Sehingga tidak memungkinkan bagi orang Yahudi untuk membentuk quorum yang terdiri dari 10 orang untuk beribadah 'miyan'.

Kepala Otoritas Kerabian di Israel juga memutuskan peraturan untuk mematuhi pedoman Kementerian Kesehatan Israel. Mereka meminta jemaatnya untuk beribadah dari rumah saja.

Baca juga: Dokter Italia yang Peringatkan Sarung Tangan Langka Meninggal karena Virus Corona

Jemaah tidak tertib

Meski para ulama, rabbi, pendeta mau pun pastor gereja telah mendukung strategi pemerintah masing-masing dalam mencegah virus corona, jemaah mereka masih belum tertib dan kerap melawan aturan yang ada.

Ulama besar Syiah, Ayatollah Ali Sistani mendesak warga Syiah di Irak untuk tidak berkumpul dalam jumlah besar saat shalat karena berisiko kontaminasi tinggi.

Namun, pada Sabtu (21/03/2020) puluhan ribu jemaah Syiah malah memperingati kematian Imam Besar Musa al-Kazhim yang wafat pada 799 masehi saat berada dalam pemerintah Khalifah Abbasiyah, Harun ar-Rasyid.

Puluhan massa itu bergerak setelah mendapat seruan dari seorang ulama bernama Moqtada Sadr yang menentang nasihat pemerintah dan ulama lain.

Peringatan kematian Imam Musa al-Kazhim memang biasanya menarik jutaan peziarah ke makam suci Imam al-Kazhim yang berkubah emas di Baghdad.

Baca juga: Tawarkan Bantu Atasi Virus Corona, Trump Kirim Surat ke Kim Jong Un

 

Suara ekstremis menimbulkan kontra

Sayangnya pula, kalangan ekstremis dari tiga agama samawi di Timur Tengah berkontribusi besar terhadap maraknya perlawanan jemaah.

Suara-suara ekstremis di wilayah Timur Tengah menolak bimbingan dari pejabat kesehatan dan otoritas agama terkemuka.

Misalnya, di Maroko, setelah keluar larangan shalat berjamaah, serta adanya penutupan masjid-masjid, seorang pengkhotbah Salafi bernama Abu Naim mengecam tindakan itu sebagai kemurtadan.

Dia kemudian ditangkap atas tuduhan terorisme (perbuatan teror, perbuatan yang merusak ketertiban umum).

Bahkan ada juga proliferasi (upaya pembiakan) berbasis agama terhadap wabah virus corona tanpa bukti medis yang jelas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com