Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Lansia dan Fasilitas Kurang Memadai, Faktor Angka Kematian Virus Corona di Italia Tinggi

Kompas.com - 22/03/2020, 11:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com - Setidaknya ada tiga alasan mengapa wabah virus corona menelan begitu banyak korban meninggal di Italia.

Para ahli yang dikutip dari pemberitaan AFP, mengungkapkan alasan-alasan itu mulai dari banyaknya orang lanjut usia (lansia), sistem perawatan yang kurang memadai, hingga nasib buruk.

Alasan-alasan ini juga mendasari kebijakan negara-negara lain, untuk menghindari dampak Covid-19 agar tidak seburuk di Italia.

Baca juga: Hampir 800 Korban Per Hari di Italia, Cepat Sembuh Dybala dan Maldini

Banyak lansia

Salah satu faktor yang paling disorot di Italia adalah banyaknya lansia, yang menyebabkan rataan usia penduduknya tinggi, bahkan sangat tinggi.

Usia rata-rata populasi adalah 45,4 tahun di 2019, lebih tinggi dari negara-negara Eropa lainnya.

45,4 tahun ini juga tujuh tahun lebih tinggi dari usia rata-rata di China, dan sedikit di atas Korea Selatan.

Baca juga: Emery Sempat Dihubungi Beberapa Klub Italia, Salah Satunya Juventus?

Jumat (20/3/2020) angka statistik menunjukkan pasien dengan kondisi kritis akibat Covid-19 di Italia rata-rata berusia 78,5 tahun.

Hampir 99 persen dari mereka juga menderita setidaknya satu kondisi atau penyakit lainnya.

Oleh karenanya, persentase kematian di Italia bagi warga yang terjangkit virus sangat tinggi, mencapai 8,6 persen.

Baca juga: Hanya dalam Sebulan, Wajah Italia Berubah Drastis karena Wabah Corona

"Kematian (akibat) Covid-19 banyak mengenai kelompok usia tua," kata profesor University of Oxford, Jennifer Dowd, di Twitter-nya.

"Negara-negara dengan populasi lebih tua perlu mengambil langkah-langkah perlindungan yang lebih agresif, untuk tetap berada di bawah ambang batas kasus kritis yang melampaui kapasistas sistem kesehatan," lanjutnya.

Akan tetapi, usia rata-rata di Jepang adalah 47,3 tahun, lebih tinggi dari Italia dan jumlah kematiannya jauh lebih rendah yakni 35 orang.

Jadi, usia jelas bukan satu-satunya faktor.

Baca juga: Strategi Pemerintah dan Masyarakat Jepang Redam Perluasan Wabah Corona

Nasib buruk

Beberapa ilmuwan berpikir bahwa itu bisa terjadi hampir di negara lain di luar China.

"Saya pikir pertanyaan 'kenapa Italia?' adalah pertanyaan yang paling penting dan memiliki jawaban sederhana: Tidak ada alasan sama sekali," kata Yascha Mounk dari Johns Hopkins Unibersity pada televisi CBC Kanada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com