ROMA, KOMPAS.com - Setidaknya ada tiga alasan mengapa wabah virus corona menelan begitu banyak korban meninggal di Italia.
Para ahli yang dikutip dari pemberitaan AFP, mengungkapkan alasan-alasan itu mulai dari banyaknya orang lanjut usia (lansia), sistem perawatan yang kurang memadai, hingga nasib buruk.
Alasan-alasan ini juga mendasari kebijakan negara-negara lain, untuk menghindari dampak Covid-19 agar tidak seburuk di Italia.
Baca juga: Hampir 800 Korban Per Hari di Italia, Cepat Sembuh Dybala dan Maldini
Salah satu faktor yang paling disorot di Italia adalah banyaknya lansia, yang menyebabkan rataan usia penduduknya tinggi, bahkan sangat tinggi.
Usia rata-rata populasi adalah 45,4 tahun di 2019, lebih tinggi dari negara-negara Eropa lainnya.
45,4 tahun ini juga tujuh tahun lebih tinggi dari usia rata-rata di China, dan sedikit di atas Korea Selatan.
Baca juga: Emery Sempat Dihubungi Beberapa Klub Italia, Salah Satunya Juventus?
Jumat (20/3/2020) angka statistik menunjukkan pasien dengan kondisi kritis akibat Covid-19 di Italia rata-rata berusia 78,5 tahun.
Hampir 99 persen dari mereka juga menderita setidaknya satu kondisi atau penyakit lainnya.
Oleh karenanya, persentase kematian di Italia bagi warga yang terjangkit virus sangat tinggi, mencapai 8,6 persen.
Baca juga: Hanya dalam Sebulan, Wajah Italia Berubah Drastis karena Wabah Corona
"Kematian (akibat) Covid-19 banyak mengenai kelompok usia tua," kata profesor University of Oxford, Jennifer Dowd, di Twitter-nya.
"Negara-negara dengan populasi lebih tua perlu mengambil langkah-langkah perlindungan yang lebih agresif, untuk tetap berada di bawah ambang batas kasus kritis yang melampaui kapasistas sistem kesehatan," lanjutnya.
Akan tetapi, usia rata-rata di Jepang adalah 47,3 tahun, lebih tinggi dari Italia dan jumlah kematiannya jauh lebih rendah yakni 35 orang.
Jadi, usia jelas bukan satu-satunya faktor.
Baca juga: Strategi Pemerintah dan Masyarakat Jepang Redam Perluasan Wabah Corona
Beberapa ilmuwan berpikir bahwa itu bisa terjadi hampir di negara lain di luar China.
"Saya pikir pertanyaan 'kenapa Italia?' adalah pertanyaan yang paling penting dan memiliki jawaban sederhana: Tidak ada alasan sama sekali," kata Yascha Mounk dari Johns Hopkins Unibersity pada televisi CBC Kanada.