CODOGNO, KOMPAS.com - Seorang dokter di Italia yang mengungkapkan terjadinya kelangkaan sarung tangah bagi tim medis di garis depan meninggal karena virus corona.
Dr Marcello Natali dilaporkan meninggal di Milan setelah memaparkan betapa seriusnya situasi yang dialami tim medis beberap pekan sebelumnya.
Sebelum dia dites Covid-19, dokter berusia 57 tahun itu sempat menunjukkan terkait keselamatan tim medis yang merawat pasien virus corona.
Baca juga: Laporkan 793 Kasus Kematian Harian Covid-19, Korban Meninggal di Italia Capai 4.825 Orang
Dalam wawancara dengan Euronews via Washington Post Jumat (20/3/2020), Natali menunjukkan botol hand sanitizer maupun masker yang mereka pakai.
Namun, dia tidak memperlhatkan sarung tangan. "Kami kehabisan. Jelas kami tak siap menghadapi situasi seperti ini," ujar dia pada akhir Februari.
Selain itu, Natali mengatakan tantangan lain dalam menghadapi Covid-19 adalah generasinya menganggap minum obat sudah cukup melawan penyakit.
"Banyak di antara generasi saya yang hidup di masa pasca-antibiotika, di mana meminum pil sudah menyelesaikan masalah. Mereka menyadari itu salah," kata dia.
Baca juga: 50.000 Orang Didenda di Italia karena Langgar Aturan Lockdown
Dokter yang bertugas di Codogno itu meninggal pada Rabu (18/3/2020), di mana kematiannya dikonfirmasi oleh Federasi Dokter Umum Italia.
Dalam pernyataan tertulis federasi, ayah dua anak yang juga menjabat sebagai sekretaris federasi di Lodi merawat puluhan pasien Covid-19.
Berdasarkan pemberitaan sejumlah media Eropa, Natali dilaporkan mengembuskan napas terakhir setelah juga berjuang melawan pneumonia di ruang perawatan intensif.
"Saya sudah kehabisan air mata. Anda (Natali) tak pantas mengalaminya. Kami tak layak menerima ini," ratap kepala fderasi, Silvestro Scotti, di Facebook.
Hingga Kamis (19/3/2020), Natali menjadi satu di antara 13 dokter di Neegri "Pizza" yang meninggal karena virus corona, demikian laporan ANSA.
Baca juga: Cerita WNI di Italia: Lockdown Bukan Berarti Hidup Monoton
Selain itu sebagaimana diwartakan Daily Mirror, terdapat data yang menyatakan sekitar 2.600 tenaga medis terpapar virus itu.
Kolega Natali, Irven Mussi, kepada ABC mengatakan, kekurangan suplai alat kesehatan bagi tim medis diibaratkan mereka dikerahkan ke medan perang tanpa persiapan apa pun.
Teman Natali lain yang juga terinfeksi Covid-19, Paola Pedrini, mengungkapkan mereka tidak mengalami perubahan sejak koleganya jatuh sakit.
"Situasinya tak bertambah baik sejak akhir Februari. Kami hanya menerima sedikit masker, sarung tangan. Masker yang harusnya bertahan setengah hari harus diupayakan sepekan," tuturnya.
Hingga Sabtu (21/3/2020), Italia melaporkan adanya 53.578 kasus penularan, dan 4.825 kematian virus yang diumumkan sebagai wabah dunia oleh WHO tersebut.
Perdana Menteri Giuseppe Conte telah mengumumkan lockdown pada pekan lalu, yang dilaporkan diperpanjang hingga akhir April mendatang.
Baca juga: Akibat Virus Corona, Pemakaman di Italia Diiringi Kekhawatiran dan Kesunyian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.