Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Italia yang Peringatkan Sarung Tangan Langka Meninggal karena Virus Corona

Kompas.com - 22/03/2020, 10:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CODOGNO, KOMPAS.com - Seorang dokter di Italia yang mengungkapkan terjadinya kelangkaan sarung tangah bagi tim medis di garis depan meninggal karena virus corona.

Dr Marcello Natali dilaporkan meninggal di Milan setelah memaparkan betapa seriusnya situasi yang dialami tim medis beberap pekan sebelumnya.

Sebelum dia dites Covid-19, dokter berusia 57 tahun itu sempat menunjukkan terkait keselamatan tim medis yang merawat pasien virus corona.

Baca juga: Laporkan 793 Kasus Kematian Harian Covid-19, Korban Meninggal di Italia Capai 4.825 Orang

Dalam wawancara dengan Euronews via Washington Post Jumat (20/3/2020), Natali menunjukkan botol hand sanitizer maupun masker yang mereka pakai.

Namun, dia tidak memperlhatkan sarung tangan. "Kami kehabisan. Jelas kami tak siap menghadapi situasi seperti ini," ujar dia pada akhir Februari.

Selain itu, Natali mengatakan tantangan lain dalam menghadapi Covid-19 adalah generasinya menganggap minum obat sudah cukup melawan penyakit.

"Banyak di antara generasi saya yang hidup di masa pasca-antibiotika, di mana meminum pil sudah menyelesaikan masalah. Mereka menyadari itu salah," kata dia.

Baca juga: 50.000 Orang Didenda di Italia karena Langgar Aturan Lockdown

Dokter yang bertugas di Codogno itu meninggal pada Rabu (18/3/2020), di mana kematiannya dikonfirmasi oleh Federasi Dokter Umum Italia.

Dalam pernyataan tertulis federasi, ayah dua anak yang juga menjabat sebagai sekretaris federasi di Lodi merawat puluhan pasien Covid-19.

Berdasarkan pemberitaan sejumlah media Eropa, Natali dilaporkan mengembuskan napas terakhir setelah juga berjuang melawan pneumonia di ruang perawatan intensif.

"Saya sudah kehabisan air mata. Anda (Natali) tak pantas mengalaminya. Kami tak layak menerima ini," ratap kepala fderasi, Silvestro Scotti, di Facebook.

Hingga Kamis (19/3/2020), Natali menjadi satu di antara 13 dokter di Neegri "Pizza" yang meninggal karena virus corona, demikian laporan ANSA.

Baca juga: Cerita WNI di Italia: Lockdown Bukan Berarti Hidup Monoton

Selain itu sebagaimana diwartakan Daily Mirror, terdapat data yang menyatakan sekitar 2.600 tenaga medis terpapar virus itu.

Kolega Natali, Irven Mussi, kepada ABC mengatakan, kekurangan suplai alat kesehatan bagi tim medis diibaratkan mereka dikerahkan ke medan perang tanpa persiapan apa pun.

Teman Natali lain yang juga terinfeksi Covid-19, Paola Pedrini, mengungkapkan mereka tidak mengalami perubahan sejak koleganya jatuh sakit.

"Situasinya tak bertambah baik sejak akhir Februari. Kami hanya menerima sedikit masker, sarung tangan. Masker yang harusnya bertahan setengah hari harus diupayakan sepekan," tuturnya.

Hingga Sabtu (21/3/2020), Italia melaporkan adanya 53.578 kasus penularan, dan 4.825 kematian virus yang diumumkan sebagai wabah dunia oleh WHO tersebut.

Perdana Menteri Giuseppe Conte telah mengumumkan lockdown pada pekan lalu, yang dilaporkan diperpanjang hingga akhir April mendatang.

Baca juga: Akibat Virus Corona, Pemakaman di Italia Diiringi Kekhawatiran dan Kesunyian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com