Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian Afghanistan: Taliban Harus Patuhi Gencatan Senjata untuk Hentikan Penularan Virus Corona

Kompas.com - 20/03/2020, 12:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Pihak Taliban diminta berkomitmen dalam gencatan senjata sebagai upaya penghentian penularan virus corona.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Afghanistan, Asadullah Khalid, pada Kamis (19/03/2020).

Sekaligus berjanji bahwa angkatan bersenjata Afghanistan akan merespon serangan pemberontak yang masih berlanjut.

Khalid melalui televisi pemerintah yang dikabarkan media Perancis AFP, mengatakan bahwa kesepakatan gencata senjata antara pemerintah Afghanistan dan Taliban ditujuan untuk menghentikan penularan virus corona. Sehingga, pemerintah Afghan bisa merawat rakyatnya di seluruh pelosok negeri.

Baca juga: Korban Meninggal 3.405 Orang, Angka Kematian Virus Corona Italia Lampaui China

Pernyataan itu hadir ketika Afghanistan sedang bergulat dengan banyak krisis seperti kekerasan Taliban yang melempar jauh proses damai dalam kekacauan, puncak wabah virus corona dan perseteruan politik dua orang pria yang mengklaim jabatan presiden.

Kementerian Kesehatan sejauh ini telah mengkonfirmasi sebanyak 22 kasus infeksi virus corona.

Namun hanya 300 orang yang dites dari 35 juta warga Afghanistan yang berbatasan langsung dengan Iran. Di mana, di negara Persia itu terdapat seribu orang lebih mati karena virus corona.

Perbatasan Afghanistan yang rentan, kurang fasilitas medis, adanya budaya jabat tangan serta berpelukan, ditambah populasi buta huruf yang besar di pusat kota mampu mengindikasikan tantangan penularan besar wabah virus corona.

Baca juga: Virus Corona Mewabah di Arab Saudi, Raja Salman Angkat Bicara

Padahal, bulan lalu AS dan Taliban baru saja menyepakati perjanjian damai dan mengharuskan seluruh angkatan perang AS agar segera meninggalkan bumi Afghanistan dalam 14 bulan. 

Namun, tentara AS hanya akan pergi jika pemberontak Taliban ingin berdiskusi damai dengan pemerintah Kabul dan berkomitmen penuh menjaga keamanan dalam negeri.

Entah bagaimana, pada akhirnya pasukan pemberontak Taliban tetap melakukan serangan kepada pemerintah Afghan sejak 29 Februari penandatanganan nota kesepakatan damai dengan AS. 

Meski pun pasukan Afghanistan juga secara sepihak telah memotong operasi serangan. Hal ini di dasari oleh prinsip yang sebagaimana dikatakan Khalid, "kapan pun pemberontak berencana menargetkan tentara Afghan, kita harus mempertahankan diri kita dan memegang penuh hak-hak kita."

Baca juga: Keluarga Ini Digerebek Polisi karena Menimbun Urin di 300 Galon Selama Setahun

Untuk itu, pemerintah Afghan berdasarkan arahan Khalid melakukkan tindakan pertahanan aktif yang lebih agresif untuk menangkal serangan Taliban.

Kesepakatan AS-Taliban juga memuat tentang keharusan pemerintah Afghan untuk melepas lima ribu tahanan Taliban sebelum diskusi damai intra-Afghan dimulai.

Presiden Ashraf Ghani telah melepas sebanyak 1.500 tahanan dengan syarat 3.500 lainnya dilepas saat negosiasi damai Taliban-Afghan dimulai.

Namun tawaran itu ditolak pihak Taliban. Dan pihak pemerintah Afghan tidak segera melepas para tahanan sesuai yang diputuskan pada Sabtu lalu.

 

Negosiator AS, Zalmay Khalilzad kemudian menengahi kesepakatan Taliban pada Rabu (18/03/2020).

Baca juga: Kontak dengan Politisi yang Terkena Virus Corona, Mahathir Mohamad Mengarantina Diri

 

Dia meminta pemerintah Afghan dan Taliban melupakan dulu soal terlambatnya pembebasan tahanan dengan alasan krisis virus corona dianggap lebih penting.

Presiden Ghani juga mengerti kalau mantan kepala eksekutif Afghanistan, Abdullah Abdullah menyatakan dirinya sebagai presiden setelah jajak pendapat yang diperebutkan, dirusak oleh tuduhan penipuan.

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen pada Senin lalu dalam kicauannya di Twitter menyatakan bahwa pihak Taliban akan 'bekerjasama dan berkoordinasi' dengan otoritas kesehatan yang bekerja dalam menghentikan penularan virus corona.

Meski, pada masa lampau, Taliban pernah pula memiliki riwayat tertuduh membunuh petugas kesehatan.

Baca juga: Pangeran Monaco, Albert II Positif Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com