Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan Lockdown Virus Corona, Perancis Kerahkan 100.000 Polisi

Kompas.com - 17/03/2020, 14:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan, pemerintah akan mengerahkan 100.000 polisi sebagai bagian dari lockdown virus corona.

Negeri "Anggur" sejauh ini telah menutup restoran, bar, meliburkan sekolah, hingga melarang pengunjung yang hendak menuju resor ski.

Namun dalam pernyataannya, Macron menganggap kebijakan itu belum cukup. Apalagi negaranya terus mengalami kenaikan kasus virus corona.

Baca juga: Atasi Pandemi Virus Corona, Perancis Umumkan Lockdown 15 Hari

Saat ini, Perancis melaporkan 6.633 infeksi dengan 148 di antaranya meninggal dunia. Jumlah kasusnya meningkat setiap tiga hari.

Dilansir Al Jazeera Senin (16/3/2020), Macron menganggap kebijakan yang sudah diberlakukan saat ini dianggap belum cukup mencegah penyebaram.

Karena itu, dia memberlakukan aturan lockdown lebih ketat, di mana mulai Selasa tengah malam (17/3/2020), setiap orang diwajibkan berada di rumah.

Mereka baru boleh diizinkan meninggalkan rumah jika hendak membeli barang kebutuhan pokok, bekerja, atau karena keperluan medis.

Presiden yang menjabat sejak Mei 2017 itu mengancm, siapa pun yang melanggar aturan itu dalam dua pekan mendatang bakal dihukum.

"Saya tahu, apa yang saya minta kepada ini benar-benar tidak terduga. Namun, situasinya saat ini mengharuskannya demikian," kata dia.

"Kita tidak melawan pasukan atau negara lain. Namun musuh yang kita perangi ini tak terlihat, sukar dipahami, dan berkembang cepat," tuturnya.

Otoritas lokal bakal mengerahkan 100.000 tentara, di mana Macron menuturkan bakal menempatkan militer sebagai bantuan, dengan pos pemeriksaan bakal didirikan.

Baca juga: Lawan Virus Corona, Malaysia Terapkan Lockdown, Ini 6 Ketentuannya

Berdasarkan dekrit terbaru, tentara bakal diperbantukan untuk mengangkut pasien Covid-19,penyakit yang disebabkan patogan corona ke rumah sakit.

Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner menerangkan, pemerintah bakal mendenda 135 euro, sekitar Rp 2,2 juta, jika ada yang melanggar.

Macron menjelaskan, jajarannya harus bersikap keras karena dia melihat, masih banyak warga yang berkumpul di taman dan sudut jalan sepanjang akhir pekan.

Untuk menjamin bisnis tidak kolaps, Macron mengumumkan pemerintah bakal mengucurkan pinjaman hingga 300 miliar euro, atau Rp 5.057 triliun.

Sumber dari kementerian keuangan mengungkapkan, rencana pemberian pinjaman tersebut bakal disampaikan ke parlemen dan berlaku surut.

Dia menambahkan, tagihan sewa serta biaya utilitas yang ditanggung perusahaan juga bakal ditangguhkan agar mereka bisa terus bertahan.

Baca juga: Terapkan Lockdown, Malaysia Ikuti Langkah 6 Negara Lainnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com